Agak fenomenal pada pilpres 2014, banjirnya hoax dan nyinyir antar 2 kubu kandidat, tapi menariknya adanya relawan pro Jokowi saat itu yang murni dari masyarakat.
Dengan banyaknya kelompok masyarakat mendukung Jokowi dan militansinya inilah yang membuat suara di pilpres dimenangkan oleh Jokowi. Dan terus berlanjut pada pilpres 2019, memang pertarungan dua kandidat kemaren lebih keras lagi karena memainkan politik identitas, gerbong relawan Jokowi inilah yang mengcounter politik identitas tersebut hasilnya masyarakat masih memilih Jokowi. Dan kelompok-kelompok pendukung Jokowi inilah yang sedang dilirik oleh para parpol guna meraup suara akar rumput di pilpres 2024, ada beberapa alasannya :
- Sudah pakem demokrasi dinegeri ini bahwa kandidat calon presiden dan wakilnya diajukan oleh parpol dan koalisinya, tapi kadang masyarakat tidak tertarik oleh kandidat yg diajukan parpol-parpol tersebut, sekalipun dia adalah pendukung parpol itu.
- Kandidat yang diajukan parpol, sangat disukai oleh masyarakat tapi tidak pada parpolnya. Hingga perolehan suara kandidat jauh melebihi parpol itu sendiri atau koalisinya.
- Berkaca dari 2 pilpres lalu dan beberapa teman, menyatakan bahwa apapun pilihan parpolnya tapi presidennya harus Jokowi. Saya tidak tahu dengan hasil data para lembaga survei, berapa persen korelasi pemilih parpol sama dengan pilihan kandidatnya. jika melihat suara legislatif dari PDIP hanya beberapa persen saja pemilih Jokowi yg menjatuhkan pilihannya kepada PDIP.
- Dari 2 periode kepemimpinan Jokowi, para pemilih maupun relawan ini relatif "cukup" puas dengan kinerja Jokowi sebagai Presiden terlihat dari beberapa hasil survei kinerjanya yang 65 sampai 70 persen menyatakan puas. Disinilah suara relawan Jokowi sangat menarik dilirik parpol karena siapapun yang diarahkan Jokowi untuk meneruskan kepemimpinannya, akan sangat didukung oleh relawan dan pemilihnya dulu. Dan ingat relawan ini dengan militansinya memperjuangkan calon yang didukung oleh Jokowi.
- Bagaimana jika calon yg didukung oleh Jokowi tapi tidak diajukan oleh koalisi parpolnya ?, relawan Jokowi lebih ikut calon yang disarankan Jokowi, sekalipun pilihannya berbeda dengan pilihan parpolnya. Seperti 2 pilpres lalu, pilihan parpol bisa sangat beda dengan pilihan kandidat capres-cawapresnya.
- Jika parpol hanya bertumpu pada mesin partai yg efektivitasnya dalam dua pilpres kemaren cukup dipertanyakan, akhirnya mesin partai hanya memainkan isu identitas yg sangat tidak cocok untuk keberagaman seperti di Indonesia. Akhirnya semua parpol melihat kelompok-kelompok masyarakat yg menyuarakan calon kandidatnya agar dilirik oleh parpol dan koalisinya. Banyak hasil survei menggambarkan pilihan masyarakat untuk calon pemimpinnya, bukan partai memaksakan calonnya kepada pemilih, kan ?.
Akhirnya, siapapun calon yang diusung oleh parpol dan koalisinya, jika tidak cocok dengan suara pemilihnya akan mengalami penurunan jumlah kursi di legislatifnya. Dan meneruskan kepemimpinan yang didukung oleh Jokowi adalah pilihan logis buat kemajuan dan kemajemukan Indonesia.
Terlepas itu semua, dalam demokrasi beda pilihan hal yang wajar sepanjang mengacu pada program" yang ditawarkan oleh kandidatnya bukan memainkan emosi publik dengan politik identitas, kan ?
Bagaimana pendapat anda ?
Salam Bhinneka Tunggal Ika
# ini catatan narasi di channel youtube : catatan minggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H