Silaturahmi, senyuman, pemberian penuh Arti hingga doa tulus Hati
Entahlah, sayang rasanya tidak mengabadikan pengalaman silaturahmi di Jumat kali ini. Menemukan senyum bahagia hingga doa setulus hati.
Selamat menikmati! Sajian tulisan di goresan pena nan sederhana.
1. Silaturahmi: Lebih Dari Sekadar Bertamu
Pernahkah kita merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidup, padahal semua kebutuhan dasar terpenuhi? Bisa jadi, yang kurang adalah silaturahmi.
Bukan sekadar bertamu atau basa-basi, silaturahmi itu perekat yang menjaga persaudaraan tetap utuh. Bahkan ketika perbedaan mulai menyelinap di antara kita.
Pagi ini, saya berbincang dengan seorang imam di desa tempat saya tinggal. Ia curhat tentang ketidakcocokannya dengan salah satu tokoh setempat. Bukan perkara besar, tapi cukup membuat hubungan mereka renggang.
Sebagai orang luar yang kini bermukim di sini, saya merasa perlu menjembatani. Dua orang baik tak seharusnya terpisah oleh ego. Dan dari perbincangan ini saya kembali mengingat satu hal: silaturahmi bukan soal siapa yang benar atau salah, tapi bagaimana menyatukan hati dalam keberagaman.
2. Kebahagiaan Itu Sederhana: Sekadar Mampir Ke Mertua
Silaturahmi juga punya efek ajaib: membuat orang-orang tersenyum tanpa sebab yang rumit. Waktu duha, saya menyempatkan diri berkunjung ke rumah mertua.
Tak ada pembicaraan berat, hanya obrolan ringan dan disuruh makan hehehe. Tapi, kebahagiaan di wajah mereka tak bisa dibeli dengan uang berapa pun jumlahnya.
Mertua saya bukan orang yang banyak bicara, tapi dari sorot matanya saya tahu, kedatangan anak menantu itu membawa kehangatan tersendiri. Saya teringat nasihat seorang bijak, "Anak yang baik bukan yang membawa banyak harta, tapi yang membawa banyak waktu."
Dan benar. Kadang kebahagiaan itu sesederhana mengetuk pintu rumah mereka dan berkata, "Pak, Bu, gimana kabarnya?"