Kelak penjarahan akan terjadi di mana-mana, dampak sosial atau kejahatan sosial akibat maraknya fenomena pengangguran itu bahaya. Kejahatan hingga penjarahan bisa saja terjadi dan jadi fenomena tersendiri.
Mencengangkan bukan hampir 70% pengangguran itu lahir dari universitas-universitas. Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Pengangguran itu ancaman bersama.
Ini tentang mentalitas
Beberapa waktu lalu saya sempat ngobrol sama satpam di salah satu kampus kenamaan di Kalimantan. Sebut saja kampus tua dengan reputasi nasional cukup baik.
"kadang mas penampilan pencuri helm itu kita gak bisa bedakan dengan mahasiswa. Penampilan santai seperti anak kuliahan". Sahut pak satpam dalam curahan keluh kesahnya.
Saya terdiam dan mencoba mencerna. Dampak pengangguran membuat masyarakat resah, orang semakin kreatif tapi dalam kejahatan.
Ini menandakan rusaknya mentalitas kehidupan sosial. Kejahatan atau kebaikan itu soal mentalitas, pengangguran jadi tantangan diujinya sebuah mental pelaku yang terdampak.
Modalnya keberanian memulai peluang
Ketika fenomena di atas pilihannya hanya keberanian. Ya, akan saya uraikan lebih lanjut tentang keberanian apa yang saya maksud.
Memulai sebuah keputusan berani adalah previlage bagi anak muda dengan mental emas tersebut. Tidak semua mereka berani mengambil keputusan untuk sebuh peluang karena setiap orang memiliki profil resikonya masing-masing.
4.000 jumlah kampus yang ada di Indonesia tentu memiliki potensi untuk melahirkan semakin banyaknya pengangguran terdidik. Nah, ini dia keberanian yang saya maksud tentang peluang menciptakan lapangan pekerjaan.
Ketika kuliah atau pun sudah menjadi karyawan yang oleh gen Z dijuluki "budak corporate" hehehe. Memulai pola pikir orientasi kedepan itu menciptakan lapangan pekerjaan, tidak lagi tujuan kuliah mencari kerja atau menjadi pekerja selamanya. Beranikah kita memulai?