Lihat ke Halaman Asli

Albar Rahman

Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Jangan "Membaca" Buku!

Diperbarui: 20 Desember 2023   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kalaliterasi.com

Sesekali ingin menulis dengan judul sedik klik bit. Ya, yang saya rasakan dan gelisahkan di dunia literasi adalah ketertarikan kita semakin hari pada membaca buku semakin berkurang.


Rendahnya minat baca ini akan berdampak panjang bagi peradaban dan nasib kita sebagai bangsa. Bangsa yang buta adalah bangsa yang tidak membaca. Manusia paling kerdil adalah manusia yang tidak membaca.


Harus kita akui bahwa di negara kita hanya ada 1 dari 1000 orang yang membaca buku. Indeks Menuju 380 juta penduduk Indonesia ada berapa ratus juta manusia 'terkerdilkan' karena tidak membaca?

Tak heran jika Kemenkominfo merilis laporan terbaru sekaligus jadi perhatian serius bahwa minat baca yang rendah ini adalah pekerjaan rumah kita bersama. Dirilis oleh kementrian terkait bahwa minat baca Indonesia hanya bertengger dari dulu hingga saat ini di angka 0,001 persen. Artinya yang membaca hanya segelintir orang di Indonesia. 

Judul tulisan ini Jangan "Membaca" Buku hanyalah kekesalan personal sebagai penulis. Saya marah iya karena kondisi kita yang tak peduli pada membaca. Sangat subjektif memang karena tidak semua orang bisa dipaksa untuk membaca, padahal orang-orang itu tidak paham bau buku cetak yang kalian baca ditambah aroma kopi dan bau tanah setelah hujan adalah surgawi mengalahkan nikmatnya daun surgawi sekalipun.

Apa itu daun surgawi? Ya kita akan cerita sedikit. Saya memiliki teman yang kecanduan daun surgawi dan sedikit saran untuknya bahwa baca buku dengan menghirup udara hujan perlahan iya nikmati ini dan tidak lagi kecanduan. Buku pun jadi terapi dan penyembuhnya. Tak perlu saya jelaskan apa itu daun surgawi!

Bagaimana? Masih ragu untuk membaca sebuah buku. Jika masih yasudah, anggap saja ini tulisan sampah. Tak perlu dibaca tuntas. Ajakan membaca ini sebuah bualan belaka.

Tapi jika pembaca tergerak untuk membaca. Itu bukan karena tulisan ini tapi memang Ilham Ilahi alias inspirasi dari Tuhan langsung. Perintah pertama dalam Qur'an yang turun memang perintah membaca. Perintah Iqro artinya membaca adalah fakta.

Jika membaca adalah fakta perintah dari Tuhan. Lantas masih ragukah kita semua untuk tergerak membaca buku? Sejatinya membaca adalah sebuah tindakan berharga untuk kita senantiasa bertumbuh sebagai manusia berpikir ada baiknya jadi renungan mendalam untuk kitas semua.

Silahkan memberikan pandangan dan gagasannya tentang jangan "membaca" buku. Tulis dan komentari ya. Salam.

Selengkapnya sobat pena bisa akses bacaan lengkapnya di laman berikut: Sudahi “Membaca” Buku!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline