Lihat ke Halaman Asli

Albar Rahman

Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Refleksi Kemerdekaan Kita

Diperbarui: 17 Agustus 2023   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Azra Albar Fam Dok.

Seusai ngobrol dan mengatur banyak strategi bareng orang terdekat. Memikirkan ulang betapa komunikasi sepenting itu bahkan sangat power full untuk menabrak dinding apa saja. Tentu komunikasi yang dilanjutkan dengan aksi strategi  matang. 

Nah saya mencoba menarik masalah hanya untuk sebuah hubungan atau semacam relasi antar dua orang yang bertaut hati dibawa ke masalah besar negri ini. Saya memiliki satu cara melihat bahwa bangsa kita ini terlalu besar namun terlalu ciut keberaniannya hanya untuk sekedar saling ngobrol satu sama lain. 

Saya hampir sewindu lamanya menempuh pendidikan formil ditambah terjun sebagai praktisi pendidikan di kota Jogja. Kota tempat saya tumbuh sebagai pelajar, juga sesekali nyanti alias jadi santri kalong, saban hari menulis, juga sesekali melukis di kanvas yang berukuran kecil 20x25 cm. 

Malam biasanya ke angkringan hanya sekedar ngobrol sama bapak angkringan. Dan yang membuat saya kaget, terkadang pandangan mereka itu sejalan dengan Plato, Aristotel dan filsuf lainnya yang saya temukan di "Alam Pikir Yunani" karya Hatta tahun 50-an itu. 

Ternyata dengan ngobrol alias berkomunikasi saya menemukan cakrawala baru. Dan terpingka kaget sekaligus terkesima. 

Fenomena di atas mengajarkan saya bahwa komunikasi antar sesama begitu pentingnya. Sekaligus membuka pengamatan liar saya pada fenomena politik mendekati capres 2024 ini memberi ketakutan besar bahwa ngobrolnya malah akan jadi narasi benci. 

Jika demikian adanya maka perlu kita refleksikan ulang apa benar kita sudah merdeka? Kemiskinan merajalelal bahkan akan menyentuh 30 juta penduduk miskin, apa benar sudah merdeka? Ayo obrolin, tatap muka yuk satu sama lain. 

Sekarang tidak perlu menyalahkan siapapun. Mau tidak kita semua saling ngobrol. Anak mudanya mau tidak berusaha lebih keras dibidang garapannya lalu sempatkan waktu untuk ngobrol masalah yang lebih besar? 

Yang gemar menulis, beranikah diri ini mencoba membaca masalah lebih dalam lagi luas untuk melihat solusi demi solusi terbaik? Jika tidak maka saya adalah bagian dari pecundang negri ini. 

Kemerdekaan yang hari ini tengah kita rayakan bukankah akan meyirat makna yang sia-sia saja? Owh sangat disayangkan!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline