Lihat ke Halaman Asli

Albar Rahman

Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Surat Cinta Teruntuk Gus Baha

Diperbarui: 5 Mei 2023   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat cinta ini tertuju pada satu ulama sekaligus tokoh fenomenal asal rembang. Beliau murid dari seorang Ulama kebanggan negri ini Almukarram Rahimahullah Kiyai Mohaimin Zoebair. Ulama dan tokoh karismatik itu sudah mewariskan banyak ilmu sekaligus berhasil mengkader sosok Gus Baha

Gus surat cinta ini tidak akan saya kaitkan dengan fenomena politis dan politik belakangan. Tidak sama sekali, biarlah itu jadi perbincangan atau gunjingan politik kesan kesini yang akhirnya juga tak sarat makna dan hanya sarat kepentingan. 

Kali ini izin sedikit saja saya melihat Gus dengan penuh takzim, penghomatan tinggi dengan dengan kerendahan saya sebagai santri fakir ilmu ini melihat engkau dengan kesyukuran tinggi. Bahwa negri ini masih dititipkan sosok sepertimu Gus. 

Sosok yang membawakan narasi ilmu dan keIslaman tidak hanya santun tapi penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Viral fenomena bahwa ngaji dan belajar Islam juga bisa dengan santai dibawakan ala jagongan kang santri saat ditemani ngopi dan rokok kala diskusi sesama. 

Gus terimaksih terhatur penuh cinta dari saya. Disaksikan oleh goresan pena yang teramat miskin ilmu ini. Semoga coretan miskin ini jadi syafaat agar kelak saya  dan siapapun yang membacanya terselamatkan dari bakaran api neraka karena banyaknya maksiat tersebab goresan cinta ini selamat dari siksa itu karena cinta pada sosok berilmu dan semoga akan konsisten mencintai para ulama dan orang-orang berilmu. 

Banyak kitab klasik dan kuatnya Gus mengkaji bahtsul masail untuk memikirkan fenomena dan masalah terbaru. Banyak juga ijazah amalan untuk maslahatnya hidup engkau berikan Gus. Sesederhana nyeduh kopi sendiri pagi hari agar hidup lebih enteng dan penuh syukur memulai hari tanpa bergantung pada orang lain. Terimakasih untuk semua itu Gus. 

Tentu banyak sosok lain. Surat cinta ini dengan keterbatasannya terpanggil secara nurani untuk menuliskan dikau Gus. Berguru ke banyak sosok tentu akan kami lakukan selagi masih Ahlussunnah untuk menjaga hal prinsip, untuk aspek muamalah ilmu luas lainnya kami tidak pandang bulu bertanya ke ahli manapun dari berbagai lintasan suku ras negara dan agama. 

Tapi izinkan Gus, izin saya dan kami semua untu mencuri bulir-bulir hikmah darimu bahkan semoga kami bisa mendapatkan  warisan semangat keilmuan kuat itu. Semoga, tidak sekarang semoga nanti.

Ini surat cinta dari saya Gus. Sepenuh cinta pada ilmu semoga ini jadi saksi kebaikan dan wasilah kebajikan yang terus terjaga di negeri tercinta ini. Aaaamiiin. 

Salam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline