Lihat ke Halaman Asli

Albar Rahman

Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Catatan Santri Kalong: Ngaji-Nulis-Ngaji-Nulis

Diperbarui: 3 April 2023   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Albarr.art

Sebuah keberhargaan tak ternilai. Bisa berkuliah di Jogja. Bagi saya jogja tidak hanya kota pelajar, kota budaya atau apapun sebutannya. 

Saya justru melihat Jogja adalah kota santri, kota ngaji, kota sowan kiyai. Pandangan inj terlalu subjektif. Secara emosi hal ini lekat sama pengalaman pribadi memang. 

Sejak awal di jogja saya sebagai marbot, takmir juga sekaligus santri. Ya memang secara zahir (yang tampak) potongan saya jauh dari kata santri. Tapi pilihan untuk nyantri ya terus dipilih sampai kapanpun. 

Tak perlu menunggu baik untuk nyantri. "Nyantri yo nyantri, sue-sue bakal apik". Dawuh kala ngawos atau daras kitab bareng kiyai yang ngajarin taisirul khalak, di krapyak beberapa tahun lalu. Di hadapan santri dan kitab tipis itu beliau dawuh alias menasihati dengan nada penuh arti yang amat dalam. 

Kisah di atas membuat saya eling (selalu ingat) bahwa dimanapun tetaplah nyantri walau hanya ngalong (tidak nginap) tapi numpang ngaji malam hari. 

Nah, pada bulan ramadan ini adalah momen ngaji atau daras beragam kitab kuning dan mengambil ijazah dari kiyai. Di jogja ada banyak pondok baik di Mlangi, Krapyak, di bantul lainnya. Banyak pondok tempat untuk ngaji. 

Ramadan kali ini saya melipir di Mlangi, tepatnya di Pondok Chujjatul Islam dibawah asuhan Gus. Somad panggilan akrab dari kami santrinya, dan ada banyak pondok salafiyah alias kalsik dengan kebiasaan ngaji kitan serupa di bulan ramadan dengan mengajatamkam beragam kitab dibawah bimbingan dawuh kiyai. 

Saya dengan modal nekat. Akhirnya ngaji dan nulis pada bulan ini saya mainkan bergantian. 

Habis daras kitab bersama kiyai, lanjut nulis. Saban hari demikianlah kegiatan rutin ramadan. 

Alasan tidak meninggalkan kegiatan menulis karena alasan mendasar. Karena masih ingin mengasah kecakapan menulis. Masih sebagai penulis amatiran. Dan selamanya amatiran di dunia kepenulisan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline