Kala Sapardi Djoko Damono membuat "Hujan di Bulan Juni" dan "Sadjak Natal"
Menginspirasiku untuk menggores "Sadjak Desember", dibulan berpenghujan lewat tinta pujangga sedikit nakal
Sedari tadi aku berpikir keras benarkah hujan itu romantis?
Aku mencoba melihatnya dari sisi berbeda bahwa hujan itu anarkis!
Sedikit ngelindur dan aku cuek lagi apatis
Mengutuk hujan dan mengatakannya anarkis
Desember bulan berpenghujan tak seromantis bulan juni
"Hujan di Bulan Juni" karya paling romantis sedang "Sadjak Desember" entahhlah apa
Hanya teman bagi siapa saja yang ingin "mengutuk" hujan kala hati berduka
Bukan untuk mereka yang menikmati kopi ditemani mendoan dan tersenyum manis sumringah