Lihat ke Halaman Asli

Albar Rahman

Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Kebiasaan Ngopi dan Berolahraga Lari (Mari Berdiskusi)

Diperbarui: 9 Desember 2022   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

event lari bareng Decathlon bulan Desember 2022 (Dok. pribadi)

Stigma kopi dan segala mitos negatifnya masih berseliweran di benak banyak orang. Bahwa ngopi adalah kebiasaan yang harus disandingkan dengan perokok berat. Apalagi kopi hitam, dengan sebatang rokok itu sebuah paduan paling syahdu. Alias kopi selalu saja jadi kambing hitam untuk berjodoh dengan rokok. Padahal kopi juga bisa berjodoh dengan olahraga lari. Bagaimana bisa? Yuk kita urai bersama. 

Hobi berlari dan suka ngopi adalah dua hobi yang bisa disandingkan bahkan sangat mungkin untuk berjodoh. Sebuah penelitian atau jurnal berjudul "International society of sports nutrition position stand: caffeine and performance" ditemukan bahawa mengkonsumsi kopi 60 menit sebelum olahraga merupakan waktu terbaik. 

Penelitian di atas juga menjelaskan bahwa cafein dapat meningkatkan performa berolahraga. Efek cafein ini bagi olahraga lari dapat menambah ketahanan berlari 2-3 kilometer. Semisal ketahanan berlari seorang dalam sejam hanya 5 kilo dengan cafein yang masuk dalam tubuh sejam sebelum berlari maka ketahanannya bisa bertambah menjadi 7 hingga 8 kilo. 

Pada penelitian lainnya "The impact of coffee on health" dinyatakan bahwa kopi memang memberi pengaruh pada sistem kerja jantung yang disebut dengan cardiovascular system hingga juga membantu penguatan pada metabolisme tubuh. Penelitian tersebut menegaskan gaya hidup minum kopi tidak selamanya negatif dan tidak menyehatkan. Dengan mengaturnya meminum kopi ternyata bisa memberi dampak pada kesehatan yang berarti.

Dari fenomena ini kita memahami bahwa ngopi itu bisa jadi gaya hidup sehat untuk berlari. Kopi dan berlari bisa jadi berjodoh bukan? 

Jodohnya ngopi tidak selamanya dengan sebatang rokok. Apakah merekok sambil ngopi itu salah, tidak perlu mencari salahnya. Jika memang penikmatnya bahagia dengan cara demikan. Bisa jadi hal demikan sah-sah saja. 

Sejatinya kopi bisa berjodoh dengan apa saja. Bahkan ngopi tidak jarang berjodoh dengan aktivitas menulis baik bagi penulis atau para mahasiswa akhir yang harus bergadang menyelesaikan naskah akhir mereka. 

Apapun stigma yang beredar mari terus membuka ruang diskusi. Terkait apa saja termasuk masalah ngopi. Tentu ini hal positif. 

Keterbukaan informasi belakangan membuka ruang bebas untuk kita mendiskusikan apa saja. Modal akses berbagai sumber lalu membaca dan menelaahnya lebih jauh tentu pilihan bijak. 

Saya yang latar kajiannya sejarah tokoh islam memberanikan diri cross pada bahasan lain. Dari filem, bola dan kini dunia kesehatan. Tentu hal ini disebabkan karena pergaulan dan lingkungan, saya memiliki teman-teman berlatar kesehatan sebuah kemewahan tersendiri bisa berduskusi dan bertanya apa saja pada mereka seputaran dunia kesehatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline