Satu dasawarsa lalu kita pernah bercumbu. Di ruang asmara paling syahdu lalu dikau berjanji kan menua bersama.
Pernah juga dikau katakan padaku, "biarlah aku selalu menamani, kamanapun langkah berpijak". Lalu cokelat dengan label termahal kala itu kita gigit berdua.
Malam haripun tiba sebab sore berona tua dengan mega merahnya kita lupa hari sudah gelap. Kita habiskan waktu kian jadi nostalgia di masa-masa kelak riuh diingatan pasti.
Aku ingatkan sekali lagi bicaralah! Jangan bungkam dan bersikap diam padaku, jangan juga dikau menghilang. Aku ingin bicara lagi dan obrolin masa-masa kita yang pernah ada.
Rasa ini mungkin pernah ada dan hanya singgah. Biarkan rela jadi saksi kala itu yang ringkih melewati gundah gulana hati.
Jangan pernah ingat lagi kisah pahitnya, hiasi saja dengan ingatan manis beromansa. Ingatan itu berjasa untuk rasa bukan? Ia bukan petaka rasa. Sekali lagi bukan petaka untuk rasa.
Berbicaralah sekali lagi kita obrolin nostalgia. Bulan November pada sewindu lalu pernah jadi saksi kala kita bercerita bersama derasnya hujan berteriak dan bercanda tawa.
Akhirnya catatan kita hanya sebatas rangkaian nostalgia. Selamat mengenang lagi kisah lalu:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H