Suara alunan indah nan merdu meyuarak dan merobek sanubari. Indah nian terdengar namun maknanya menyayat hati.
Saban sore suara itu menghampiri. Aku hanya menangis dalam riuh hati dinstafi atas nista dan khilaf diri.
Biarkan saja hati ini mengaduh. Gaduh dalam renungan panjang tak bertepi.
Sungguh nestapa riuh dunia yang selalu saja? Iya, dunia yang fana ini dan selalu membawa lalai.
Aku yang congkak lagi lalai ini. Tak faham akan kemana tanpa alunan dan maknanya yang ku dengarkan saban sore hari.
Suara indah yang berisikan makna juga surat cinta Ilahi pada hambanya termasuk diriku ini yang hina nestapa masih terus belajar menginsyafi.
Sekelumit kisah alunan nurani
Universitas Islam Indonesia
Albar
Tertanda Syaidul Yaum bersama iringan Syaidul istigfar, Allahumma Anta Rabbi laailaha illa Anta kholaqtani wa ana ala ahdika wa wa'dika mastatho'tu abu ulaka bini'matika alayya wa abu u bizanmbi fagfirli fainnahi layagfirizzunuba illa Anta.