Kali ini saya ingin menuliskan sedikit. satu sosok filsuf Islam kenamaan bahkan dunia mengakui bahwa beliau adalah juru damai tentang narasi cinta yang dibawanya lewat sastra dan essai-essainya.
Dialah Maulana Jalaluddin Rumi, masyhur nama ini dikenal kalayak ramai khususnya umat muslim di dunia. Saya tidak membahas tentang riwayat atau biografi beliau melainkan percik pemikiran. Sebagai falsafah dalam mengarungi makna dan arti hidup.
Sebuah sudut pandang dari penyair besar bernama Muhammad Iqbal.
"Rumi mengubah tanahku menjadi mutiara dari debu-debuku ia bangun sesuatu yang berbeda". Ungkapan Muhammad Iqbal untuk sosok Rumi dalam sebuah pengantar buku yang berjudul "Fihi Ma Fihi" karya Jalaluddin Rumi.
Rumi di mata Iqbal adalah sosok tokoh hebat dan ia berbangga hati telah satu bangsa dan tanah air dengan tokoh ini. Ungkapan di atas mengajarkan kita untuk mengahormati tokoh hebat yang dimiliki bangsa sendiri sebagaimana teladan Iqbal dalam ungkapan metafornya menggambarkan sosok Rumi.
Rumi adalah intelektual intelekutual besar begitupun dengan Muhammad Iqbal keduanya filsuf dan penyair yang sudah masyhur di mata dunia. syahdan nama besar dua tokoh ini sejatinya begitu berarti bagi generasi muda untuk menelaah filsafat lebih dalam dan dengan perpektif ruhaniah yang mengahdirkan hati dengan penuh perasaan spiritual kuat hingga kepekaannya terasah begitu kuat.
Rumi di mata Muhammad Iqbal. Ketika Iqbal memperhatikan dan menelaah karya Rumi Fihi Ma Fihi bersama tokoh lainnya menyepakati bahwa karya ini lahir dari master piece luar bias. Mereka sepakat bahwa karya ini indah akan makna-maknanya sebagai mutiara yang berharga.
Rumi selain berkarya dia memiliki prinsip bahwa keberanian diri perlu dijaga. Beliau menegaskan, "Apa yang mengejutkanku jika kehancuran datang? Sungguh di balik kehancuran ada simpanan kekuatan."
Keberanian dan kekuatan cinta berpadu dalam narasi karya-karyanya hingga tidak hanya bernai beliau juga oleh UNESCO PBB pada 2007 ditetapak sebagai Bapak Perdamaian Dunia. Narasi penuh cinta dan arti kemanusiaan itu dirangkainya dalam falsafah hidup dalam karya-karyanya hingga puisi-puisi Indahnya.
Muhamad Iqbal dalam perjalanan karyanya selalu mengakui salah satu tokoh paling ia kagumi dalam hal narasif dan falsafah hidupnya ialah Rumi. Dan ini terlihat karya-karyanya juga yang kian melegenda. Hingga lahir salah satu karya puisinya pun melegenda dan dalam bahasa indonesia diterjemahkan Nyanyian Wakktu. Iqbal Mengingatkan bahwa waktu adalah kesendirian jiwamu. Artinya jiwa adalah raja untuk mengendalikan waktu bahkan jiwa satu kesatuan dengan waktu.