" Yah tadi malam yang meninggal dua" teriak Si Thole, anak yang lagi mengasah talenta di SSB ini, ketika minggu pagi 2 Oktober 2022 selepas subuh dia sudah membuka berita.
Tapa basa basi kuminta HP yang masih dalam genggamannya. Bertambah kaget ketika membuka status WA, kontak-kontak telah mengucapkan duka cita atas kerusuhan Kanjuruhan.
Berikutnya beralih ke google, beritanya lebih menyedihkan, hasil konferensi pers Kapolda Jatim menyebutkan 127 meninggal, 125 Aremania dan 2 orang polisi.
Video rekaman ketika terjadi kerusuhan mulai banyak tersebar di Grup WA, Tiktok, Video FB maupun Youtub.
Presiden ketika konferensi pers menyebutkan yang meninggal 129 orang. Dari kabar lain, korban meninggal bahkan mencapai 182 orang.
Apa yang sebenarnya terjadi? padahal selama pertandingan tidak terjadi insiden berarti. Kecuali kekalahan tuan rumah, pertandingan berjalan bagus lancar sebagaimana sepakbola pada umumnya. Bahkan untuk meredam friksi antar suporter, di semua kantor kecamatan wilayah Kabupaten Jombang mengadakan nonton bareng pertandingan yang sarat gengsi ini.
Tidak ada suporter tim lawan yang datang ke Kanjuruhan hari itu. Kenapa separah itu? bentrokan antar suporter jelas bukan penyebab, dari layar kaca penontonnya 100 % Aremania.
Siaran TV tidak menyiarkan sepenuhnya. Selepas peluit panjang ternyata sebagian penonton berulah dengan memasuki lapangan guna mencari official Arema untuk minta pertanggungjawaban atas kekalahan tim di pertandingan yang rivalitas suporternya pada titik didih tertinggi ini. Bahkan pada hari biasa.
Niat para suporter yang turun kelapangan seperti Ken Arok yang mencari Tunggul Ametung, ternyata dianggap ancaman oleh Tim keamanan. Dan bentrok antara tim keamanan gabungan dengan massa suporter tak terhindarkan (Menurut kesaksian, diluar stadion juga terjadi bentrok)