Lihat ke Halaman Asli

albarian risto gunarto

saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

Jalan Kaki di Gunung Pundak 1585 Mdpl (Ketika Pikiran Mengontrol Tubuh)

Diperbarui: 9 Juni 2022   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pikiran mengontrol tubuh (sumber: dok. pribadi)

Jalan Kaki Itu Bergerak 

Jalan kaki suatu pekerjaan yang tidak sulit, pada dasarnya semua manusia bisa melakukannya. Jalan kaki memang suatu kegiatan yang monoton, melangkahkan kaki maju kedepan. 

Yang membuat jalan kaki menarik adalah pemandangan yang disepanjang rute yang kita pilih. Setiap rute memiliki landscape yang berbeda. Apakah kita mau berjalan ditotoar dengan pemandangan taman dan gedung-gedung perkotaan. Berjalan di gang-gang sempit dengan suasana perumahan yang padat. 

Berjalan di sepanjang sungai dengan air dan tentunya sampah yang hanyut. Menyusuri jalan desa dengan latar persawahan. Atau memilih jalan yang mendaki menyusuri jalan setapak di dalam hutan. Tidak salah juga jika berjalan didalam Mall dengan kesejukan artifisial. 

Semua itu pilihan dan tergantung dari keinginan masing-masing. Yang jelas jalan kaki adalah kegiatan yang bertumpu pada kekuatan dan kemauan kita sendiri. Tidak secepat dan seletih berlari, namun memberi jaminan untuk mencapai tujuan.

Landscape Pegunungan (sumber: dok. Pribadi)

Sebuah Perjalanan Di Gunung Pundak 1585 mdpl

Sebuah Tujuan (Sumber: dok. pribadi)

Berjalan kaki di pegunungan memberi sensasi tersendiri. Bagaimana pikiran menghadapi jalan menanjak, tubuh akan merespon dengan nafas ngos-ngosan. Batu-batu berlumut dan akar pohon seolah seperti kaki pesepak bola yang siap menghadang langkah kita. Semak-semak yang perlu kita sibak karena mereka menyembunyikan jalan. 

Dedaunan di ujung  dahan yang bergoyang bak seirama hembusan angin. Tatapan curiga dari para monyet yang bertengger di pohon mengiringi langkah kita. Teriakan liar dari rusa-rusa di penangkaran menambah suasana semakin riuh. 

Ditambah dengan mendung pekat dan gerimis semakin menguatkan tekanan mental untuk memilih, tetap melanjutkan perjalanan atau pulang. Ikuti pikiranmu maka tubuh perlahan akan mengikuti pilihanmu, nafas akan menjadi normal kembali.

Suasana seperti itulah yang menyergap kami ketika berjalan menyusuri jalan setapak  di Gunung Pundak Claket/Pacet. Gunung yang tidak terlalu tinggi dan cocok untuk siapapun mendakinya. Baik trail runing/berlari, Tiktok/Jalan Kaki - seperti kami- atau berkemah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline