Lihat ke Halaman Asli

Andi Ardianto

Guru SD IT Insan Cendekia

Guru: Jembatan Kebahagiaan Murid-Muridnya

Diperbarui: 24 Desember 2023   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suatu ketika saya pernah diprotes salah satu murid terkait cara bicara saya yang dinilainya terlalu cepat. Hal ini berpengaruh pada kemampuan dia menangkap apa yang saya sampaikan.

Dalam pandangan saya sendiri, saat itu, pembicaraan saya sebenarnya sedang. Tidak terlalu cepat apalagi terlalu lambat.

Tapi memang orang yang kita ajak bicara adalah penilai sejati atas apa yang kita ucapkan. Lawan bicara bisa menangkap banyak hal dari kita. Dari makna tersirat sampai juga kecepatan lontaran kalimat.

Tentu saja saya menghargai apa yang mereka sampaikan. Saya berusaha menurunkan kecepatan bicara saya. Mengakomodasi agar keluhan mereka bisa mendapat tempat sebagaimana semestinya.

Ya..

Sebagai guru prinsip bahwa murid adalah aktor utama pembelajaran harus di kedepankan. Merekalah yang sedang belajar dan guru hanyalah jembatan penghubung.

Maka jembatan harus bisa memenuhi kebutuhan siapa saja yang lewat di atasnya.

Saya teringat dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara terkait murid. Salah satunya adalah bahwa guru harus menghamba pada murid.

Jangan. Jangan sampai penghambaan ini dimaknai layaknya seorang manusia menyembah Tuhan. Bukan seperti itu pemaknaannya.

Maksud menghamba dalam hal ini adalah bagaimana guru memperjuangkan muridnya dengan utuh. Bagaimana guru memfasilitasi muridnya dengan maksimal.

Ketika guru mampu memperjuangkan dan memfasilitasi muridnya dengan baik maka murid akan merasa dihargai dan dianggap keberadaannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline