Lihat ke Halaman Asli

Andi Ardianto

Guru SD IT Insan Cendekia

Coaching, Hadirkan Solusi Tanpa Pening

Diperbarui: 2 Desember 2023   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tugas guru tidak hanya di dalam bangunan berbentuk persegi yang dibatasi sekat-sekat. Tugas guru ada dimana saja selama berkaitan dengan pendidikan. Tugas guru bukan hanya mengajar, itu hal yang tidak perlu kita perdebatkan.

Tidak selamanya permasalahan yang ada di kelas harus diselesaikan di kelas. Begitu pula ketika ada permasalahan dengan rekan sejawat, bisa jadi solusi itu akan muncul ketika ngobrol di tempat-tempat santai dan tidak menegangkan.

Salah satu cara untuk menemukan solusi yang dihadapi guru adalah dengan melakukan coaching. Istilah mudahnya curhat. Tapi ini bukan sekedar curhat.

Ketika curhat biasanya orang yang diajak berbicara akan memberikan solusi atas permasalahan kita. Tidak jarang apa yang tawarkan terlalu bombastis. Sementara itu dalam coaching orang yang menerima curhatan lebih kepada menjadi pendengar setia.

Ya, mendengar.

Ini bukan perkara mudah. Berbekal dua telinga dan satu mulut, kebanyakan orang justru lebih lihai menggunakan yang satu itu daripada tenang mendengarkan dengan baik. Seolah-olah kalau tidak ikut nimbrung berbicara ada saja yang kurang.

Nah, maka hadirlah coaching. Orang yang melakukan coaching atau dikenal dengan istilah coach lebih berperan sebagai pendengar yang baik. Pendengar setia. Bukan hanya itu, coach juga harus bisa melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang memancing agar coachee atau orang yang sedang dicoaching bisa menemukan solusinya sendiri.

Sekali lagi, coachee menemukan solusinya sendiri. Bukan ditunjukan olah coach-nya. Dengan menemukan sendiri solusi permasalahan yang dihadapi harapannya akan lebih membekas dan berkesan. Coachee juga menjadi tahu tantangan yang dihadapi, alternatif solusi, indikator keberhasilan, juga kapan dia akan mengeksekusi rencananya.

Satu lagi, dengan melakukan coaching, coachee akan merasa lega. Ya, lega. Karena dia berhasil mengungkapkan isi hatinya tanpa ada tekanan selama proses berlangsung. Mau nangis, boleh. Mau teriak, tidak masalah. Tidak ada yang menyalahkan dan menghakimi buruk.

Coachee juga tidak tertekan karena jawaban dan langkah yang akan dilakukan bukan berdasar pandangan orang lain sehingga tidak ada perasaan dituntut. Jawaban yang ada murni dari pemikiran dan hatinya.

Menarik sekali bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline