Lihat ke Halaman Asli

MUHAMMAD NABIL ALBANI

22107030035 [Mahasiswa Aktif UIN Sunan Kalijaga]

Kontroversi Pertandingan antara Bhayangkara VS Persik Kediri, Pendapat Warga Kediri Tentang Dugaan Match Fixing

Diperbarui: 18 April 2024   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tangkapan layar akun Instagram @persikfcofficial

Dalam lanjutan pertandingan Liga 1 Indonesia, yang mempertemukan antara Bhayangkara FC melawan Persik Kediri, tuan rumah menang dengan skor telak 7-0 tanpa balas. Laga yang digelar pada tanggal 16 April 2024 ini, menuai komentar yang beragam dari warga Indonesia. Pasalnya, kemenangan dengan skor telak 7-0 ini dianggap tidak wajar dan diduga terdapat campur tangan dibalik jalannya pertandingan.

Ada beberapa komentar dari salah satu warga asli Kediri dan penikmat sepak bola Indonesia yang mengatakan terdapat kejanggalan dan dugaan Match Fixing.

"Kebetulan saat itu saya melihat full mainnya. Ada kejanggalan yang terjadi di pertahanan ( bek & kiper). Bahkan sehari setelah match Persik langsung mengeluarkan press release, melaporkan kejadian tersebut ke satgas anti mafia bola, hal yang jarang terjadi di sepakbola lokal, yaitu melaporkan klub sendiri, pada pihak yang berwajib."

Komentar tersebut diutarakan langsung oleh warga asli Kediri bernama David. David sendiri memang mempunyai kesukaan terhadap sepak bola, apalagi tim kesayangannya kala itu bermain sedikit mengecewakan. Tentu hati kecilnya merasa tersakiti dan menduga ada kejanggalan di dalam pertandingan tersebut.

Komentar lain mengatakan bahwa, "Mafia amben akhir musim neng liga Indonesia mesti, tapi dinggo tahun iki menurutku wis mafia & karo panitia liga dinggo nyelamatke Bhayangkara seko degradasi. Seko 3 tim sik degradasi kui enek Arema nek ora bhayangkara dadi di tonton wae 3 match terakhir sesok hasile aneh ora terutama Arema musuhe angel kabeh nek hasil mencurigakan perlu diusut," ucap penikmat sepak bola Indonesia bernama Bayu.

Bayu dalam komentarnya mengatakan bahwa perbincangan "Mafia" di akhir musim memang menjadi hal yang umum. Bhayangkara & Arema masuk dalam zona merah klub yang terancam degradasi. Bayu berpendapat bahwa terdapat campur tangan mafia & pihak dari panitia. Dia menyuarakan untuk mengusut tuntas sisa pertandingan yang akan dijalani oleh tim-tim dilaga berakhirnya Liga 1 jika terdapat kejanggalan lagi.

Jika kita lihat dalam lima tahun terakhir, Liga 1 khususnya, banyak diperbincangkan kenetralannya. Mafia menjadi topik yang hangat ketika suatu tim tampil dengan hasil yang kurang maksimal. Penikmat sepak bola tentunya mempunyai sebuah klub idaman. Jika hasil yang ditampilkan oleh para pemain mengecewakan, mereka akan bepikir "Ada yang salah dengan pertandingan kali ini."

Sumber: Tangkapan layar google (Klasemen sementara Liga 1 Indonesia)

Begitupula dengan penggemar Persik Kediri sendiri, mereka akan merasa kecewa karena hasil yang begitu mengecewakan. Persik sendiri masih bertengger di tengah Klasemen dengan peringkat ke-7 dengan mengkoleksi point sebesar 46 point. Berbanding terbalik dengan posisi Bhayangkara yang terancam degradasi musim ini dengan koleksi point sebesar 23 point.

Sumber: Tangkapan layar akun Instagram @persikfcofficial (Official Statement dari Persik Kediri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline