Memabangun Bangunan
bagian 1
kekasih, kau dan aku terlahir
dari bilik-bilik yang berbeda
suasana bilikmu mungkin tak kutemui
ketika dulu aku menangis meminta asi
yang ibu beri hanyalah doa-doa
bagian 2
kau mendapati diriku yang renta dari
mampu, kuasaku tak sehebat tangan tuhan
di kantong celana yang kukenakan
masih kusimpan sesuatu yang mungkin
satu-satunya kelak yang menghidupi
ketika kota-kota, bahkan bilik rumah tak lagi
bisa menerima kurang dan kesalahan
bagian 3
ketika kita beranjak dewasa
hidup menjelma batu karang
keras untuk dilawan
berat untuk diterima
sulit untuk dipecahkan
tapi aku masih menyimpan
sesuatu itu
untukmu kelak, kekasih
di belakang rumah yang rimbun
cerita nenek moyang,
cinta yang luhur itu kutanam
bagian 4
kelak akan tumbuh di punggungmu
yang rapuh dan lapang
kulitmu yang cukup tebal untuk
melindunginya dari hama-hama kehidupan
kelak, itu pula yang kau tuturkan di bilik
anak-anak kita, menjadi dongeng
menjadi jamuan sebelum tidur
menjadi doa panjang bahwa
cinta kelak lebih kuat dari
bangunan apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H