Lihat ke Halaman Asli

Albait Arasyid

Menulis untuk dikenang

Apa itu CPI (Consumer Price Index)? Kamu Wajib Tahu Nih!

Diperbarui: 14 Februari 2023   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Yo, what's up guys! Hari ini kita mau bahas tentang CPI (Consumer Price Index), yang sering jadi topik panas di dunia ekonomi. Apa sih CPI itu? CPI adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur inflasi, yaitu naik turunnya harga barang dan jasa di suatu negara. CPI ini sangat penting karena dapat memberikan gambaran tentang stabilitas ekonomi suatu negara, yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

CPI dihitung berdasarkan perubahan harga rata-rata sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Barang dan jasa yang dihitung di dalam CPI mencakup makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, dan masih banyak lagi. Dari sini kita bisa melihat bahwa CPI adalah salah satu cara untuk mengukur tingkat kenaikan biaya hidup sehari-hari.

Nah, bagaimana sih CPI dihitung? CPI dihitung dengan mengumpulkan data harga dari sekelompok barang dan jasa, yang disebut "basket of goods". Basket of goods ini berisi berbagai macam barang dan jasa yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu, basket of goods ini dihitung harganya pada periode tertentu, misalnya bulan lalu atau tahun lalu. Selanjutnya, basket of goods ini dibandingkan dengan harga pada periode sebelumnya. Hasilnya, kita bisa tahu apakah harga barang dan jasa naik atau turun.

CPI dihitung berdasarkan indeks, yang dihitung dengan membagi harga pada periode tertentu dengan harga pada periode sebelumnya, kemudian dikalikan dengan 100. Misalnya, jika CPI pada bulan Januari adalah 120, artinya harga barang dan jasa naik sebesar 20% dibandingkan dengan periode sebelumnya.

CPI juga dibagi menjadi beberapa kategori, seperti core CPI dan headline CPI. Core CPI mengukur inflasi tanpa memperhitungkan kenaikan harga energi dan makanan, karena keduanya sangat fluktuatif dan dapat membuat hasil CPI menjadi tidak stabil. Sedangkan headline CPI mencakup semua kenaikan harga, termasuk energi dan makanan.

CPI memiliki peran yang sangat penting dalam kebijakan moneter suatu negara. Biasanya, bank sentral akan memperhatikan perubahan CPI dalam memutuskan kebijakan moneter. Jika CPI naik, bank sentral akan cenderung menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi. Sebaliknya, jika CPI turun, bank sentral akan cenderung menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, CPI juga berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Jika CPI naik, maka harga barang dan jasa akan semakin mahal. Masyarakat akan merasa sulit untuk membeli barang-barang yang biasanya mereka beli. Sebaliknya, jika CPI turun, maka harga barang dan jasa akan semakin murah. Masyarakat akan merasa lebih mudah untuk membeli barang-barang yang biasanya mereka beli.

Namun, perlu diingat bahwa CPI bukanlah satu-satunya indikator yang dapat digunakan untuk mengukur inflasi. Ada juga indikator lain yang dapat digunakan, seperti PPI (Producer Price Index) yang mengukur perubahan harga bahan baku dan barang jadi yang dihasilkan oleh produsen. Selain itu, ada juga GDP deflator yang mengukur perubahan harga dari semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara.

Meskipun demikian, CPI tetap menjadi salah satu indikator utama yang digunakan dalam mengukur inflasi, karena fokus pada harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara langsung. Selain itu, CPI juga digunakan untuk menghitung angka penghasilan riil, yaitu penghasilan yang disesuaikan dengan inflasi.

Tapi, ada juga kritik terhadap penggunaan CPI. Beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa CPI tidak memperhitungkan perubahan kualitas dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Misalnya, jika harga sepatu naik, namun kualitas sepatu juga meningkat, maka CPI tidak akan memperhitungkan kenaikan kualitas tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan CPI tidak memberikan gambaran yang akurat tentang kenaikan biaya hidup sehari-hari.

Selain itu, CPI juga tidak memperhitungkan perbedaan konsumsi antara kelompok masyarakat yang berbeda. Misalnya, kelompok masyarakat yang lebih mampu biasanya memiliki pola konsumsi yang berbeda dengan kelompok masyarakat yang kurang mampu. CPI tidak memperhitungkan perbedaan ini, sehingga dapat memberikan hasil yang tidak akurat bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline