Lihat ke Halaman Asli

ALBAHRI

Wiraswasta

Selfi (Liga Dangdut)

Diperbarui: 28 Juli 2018   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terus terang nama ini pertama saya baca di fb, pikirku layaknya seorang yang sedang selfie mengambil foto sendiri, ternyata nama orang yang berlaga di liga dangdut Indosiar.

Selamat Selfie!!!! sudah menjuarai liga Dangdut, perjuanganmu luar biasa, walau saya tidak pernah melihatmu tampil di TV, maklum biasa pulang malam ke rumah, sudah capek tidak ada lagi waktu menonton, dan jika menonton, chanel seperti TV One, BBC, dan sejenisnya saja kunonton.

Semakin hari semakin penasaran dengan namata' karena trending topik di fb, akhirnya berusaha cari tahu, dan membaca kisahmu, membacanya dengan penuh emosi, terharu 

Selfi mencapai puncak prestasi di Liga dangdut, mengharumkan nama Sulawesi Selatan dan khusunya ana ogie dimanapun mereka berada,

Saya bukanlah penikmat lagu, lagu itu bagi saya sebagai selingan saja, terkadang bersenandung ketika lagi menyemangati perjalanan atau pekerjaan.

dan saya yakin selfi tidak tahu lagu saya, karena bukan lagu yang biasa dinyanyikan oleh Selfi di liga dangdut yang semua orang mengetahuinya.

Terinspirasi dari Kisah hidupmu berliku, hinaan engkau hadapi dengan tegar, dari sisi perjuangan hidup patut dicontoh, pejuang yang tidak pernah putus asa dari Rahmat Allah.

Inspirasi itu bukan dari talentamu menyanyikan lagu dangdut, bukan disitu tetapi karena #ketabahan keluargamu yang bekerja sebagai tukang Bentor dan ibumu sebagai tukang cuci yang dipandang rendah di masyarakat, dan di Sulsel pakkelong (penyanyi) itu diterjemahkan ke hal-hal yang tidak bagus, wanita penghibur, dan julukan-julukan tidak mengenakkan, tetapi engkau tidak pernah menyerah, ejekan itu tidak menggoyahkan niatmu. Semoga bisa mengispirasi para pejuang hidup, dan kepada seluruh yang merasa hidupnya kurang beruntung.

Tetap yakin bahwa bukan pekerjaan, bukan ketenaran yang membuat mulia seseorang tetapi karena posisi ketaqwaan kita kepada Allah yang membuat kita mulia.

Selfi seperti kisah katak kecil, yang ikut berlomba menaiki menara tinggi. Semua penonton meneriaki si katak kecil itu, hinaan, kata-kata pedas seperti: kamu tidak bisa, kamu kecil, kamu miskin, kakimu kecil, mana mungkin bisa menaiki menara tinggi itu, tetapi dengan enjoy si katak kecil tetap pada tujuan yang ingin dicapainya yakni puncak menara, dan akhirnya berhasil. Semua teman-temannya yg berlomba berjatuhan satu persatu, tidak bisa mendengarkan sahutan penonton yg melemahkan. Setelah berhasil menjuarai lomba  manaiki puncak menara, si katak kecil diwawancarai, "apa resepnya bisa juara?"

Dijawab enteng oleh si katak kecil, "karena sy terlahir tuli" saya tidak pernah mendengar sahutan, hinaan, bullyan org, saya tidak mendengar itu semua, tetap fokus pada cita-cita tujuan saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline