Puasa Tasawuf Spiritual
Oleh Subhan Alba Bisyri
Jkt.29 Mart 2024
Puasa Ramadhan bukan hanya ritual menahan lapar dan dahaga, tapi juga momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam perspektif tasawuf spiritual, puasa memiliki makna yang lebih dalam, yaitu sebagai upaya untuk membersihkan diri dari hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
*Hakikat Puasa dalam Tasawuf*
Puasa dalam tasawuf dimaknai sebagai "riyadhah an-nafs", yaitu latihan spiritual untuk mengendalikan hawa nafsu. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari hawa nafsu amarah, syahwat, dan kesombongan.
Puasa sebagai penghancur, peruntuh, hawa nafsu, yang bersifat fisik , maupun bersifat psikis. Pertama,Secara fisik dihancurkan dengan puasa syariat, yaitu dengan tidak makan ,tidak minum, tidak berhubungan suami istri ,dan yang membatalkan puasa lainnya.
Kedua. Secara mental psikis dihancurkan dengan puasa Torikot, yaitu puasa seluruh anggota tubuh untuk tidak melakukan yang dilarang Allah, yang bisa menghancurkan Fahala puasa. Seperti puasa mulut, puasa mata, puasa tangan , puasa kaki, puasa telinga.
Ketiga . Secara Hati dan Fikiran dihancurkan dengan puasa Hakikat. Puasa yang batal fahalanya ketika dalam hati atau fikirannya masih ada selain Alloh. Masih berharap dan takut kepada selain Allah. Kalau secara syari'at, Torikot dan hakikat sedah bisa puasa. Maka terbukalah tabir Makrifat. Makrifat akan tumbuh subur leluasa dan bebas merdeka.
*Tujuan dan maksud Puasa Tasawuf*
Tujuan utama puasa dalam tasawuf adalah untuk mencapai "ma'rifatullah", yaitu mengenal Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Dengan mengendalikan hawa nafsu, hati dan pikiran menjadi lebih jernih sehingga dapat lebih mudah untuk merasakan kehadiran Allah SWT.
Puasa memiliki banyak manfaat dalam tasawuf, di antaranya:
Membersihkan diri dari dosa dan kotoran hati. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Memperkuat iman dan keyakinan.Menumbuhkan sifat sabar dan tawadhu. Melembutkan hati dan meningkatkan rasa empati.