Setengah hari langkah menjadi juru parkir, namun seorang laki laki yang cukup berusia menyususuri hidupnya menjadi parkir di cendrawasi, menjadi saksi biksu seorang ayah mampu bertangung jawab dengan kebutuhan pada keluarga nya. Namun kemudian seiring waktu laki-laki ini tidak menjaga parkir saja melaikan mencari serabutan yang lain untuk membiaya istri dan anak-anaknya sudah masih bersekolah.
Menyambung hidup ini mampu terus bertahan laki-laki ini setia dan mencintai pekerjaan, yang mestinya mprolehan dari juru parkir di pasar cendrawasi, meskipun membiaya hidup ini lebih dan banyak kebutuhan, penghasilan dari parkir Pas-Pasan. Namun dengan tetap bertahan biaya hidup dan kecukupan setiap hari seorang laki-laki ini mencari menyasambi dengan mencari pekerjaan sebagai serabutan pasar, hal mengangkut barang Menurunkan barang.
Pertanyaan sering kali muncul di benak orang-orang yang melihatnya, "Kenapa menjadi tukang parkir?" Jawabannya sangatlah sederhana. ayah laki-laki ini: memilih jalur ini karena tidak memerlukan modal dan lebih memilih untuk tidak merepotkan keluarga anak -anaknya yang sedang sibuk dengan kehidupan sekolahan. "Kalau saya jualan makanan kan perlu modal, tapi kalau jadi tukang parkir kan nggak perlu modal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H