Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana Hambar Tanpa TA

Diperbarui: 14 Juli 2015   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hari ini saya baru tersadar bahwa kolom TA atau Trending Article yang dulu nyaris sekasta dengan HL sudah dihapus oleh admin. Padahal sebelumnya ada tiga kolom (terpopuler, nilai tertinggi dan terkomentari) selain HL.

Saya sangat setuju bahwa 3 kolom selain HL tersebut sangat tidak pas karena artikel yang muncul menjadi itu-itu saja. Namun kalau TA dihapus dan diganti dengan rating tertinggi, sepertinya ada yang kurang dan hambar.

Patut kita akui bahwa jumlah vote pasti lebih sedikit dari jumlah hits. Karena yang membaca belum tentu memiliki akun, dan kalau punya pun kadang kesulitan memberikan vote, atau bisa juga karena malas. Selain itu kadang sebuah tulisan tidak memiliki 'pasar' di kalangan kompasianer namun begitu booming di luar. Begitupun sebaliknya, kadang sebuah artikel sangat 'berharga' di kalangan kompasianer namun di luar kompasiana mungkin orang tidak mengerti apa yang sedang dibahas.

Bagi saya pribadi kolom TA sangat perlu dipertahankan karena ini menjadi kolom penilaian orang di luar kompasiana sementara nilai tertinggi atau vote adalah penilaian dari dalam kompasiana.

Kalaupun admin beralasan terjadi pengulangan, artikel kolom TA juga masuk ke kolom vote tertinggi, lantas apa bedanya dengan saat ini? Tulisan yang masuk ke kolom HL juga seringkali masuk ke kolom vote. Apakah kemudian kolom vote juga akan dihapus dengan alasan pengulangan?

Saya rasa tim IT kompasiana perlu memasukkan 'jebakan' if else pada tiga kolom ini agar tidak terjadi pengulangan. Sehingga nantinya artikel yang masuk HL tidak lagi bertengger di kolom lainnya.

Selain alasan memfasilitasi penilaian orang luar dan dalam kompasiana, dua kolom saja seperti sekarang terasa minim referensi bacaan. Saya sangat yakin bahwa dua kolom dalam sehari terlalu sedikit bagi warga tetap kompasiana maupun yang masih permanent resident. Semakin banyak artikel yang direkomendasikan dalam tiga atau empat kolom (HL, TA, terkometari, tertinggi vote) akan semakin banyak jumlah pengunjung yang masuk.

Menunggu Kejelasan Tombol Follow

Dalam kompasiana baru, ada tombol follow pada masing-masin akun kita. Masalahnya adalah, jumlah followers dan following ini akan dinilai dari apa? Bagi kompasianer yang sudah lebih dulu berteman, tentu saja sulit untuk ditemukan apakah dimasukkan ke followers atau following. Sebenarnya bisa saja dibedakan dengan aturan: jika saya meng-add dan diterima, maka orang yang saya add tersebut masuk ke kolom following. Begitu sebaliknya, jika ada orang meng-add saya, maka orag tersebut masuk ke kolom followers. Namun masalahnya adalah, saya kurang yakin history add and confirm ini masih ada jejaknya dalam sistem. Tapi saya juga kurang yakin admin tidak berpikir ke sini. Hehe.

Baiklah itu saja yang saya rasa patut didengar. Terlepas apakah dikabulkan atau tidak, semua tetap terserah admin kompasiana.

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline