Lihat ke Halaman Asli

[FR] Puasa Ulhiza

Diperbarui: 14 Juli 2015   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Jarum jam sedang menuju angka dua belas. Sebentar lagi adzan duhur. Ulhiza mematung di depan lemari pendingin yang terbuka sempurna. Matanya mondar mandir memilih sesuatu yang sangat diinginkannya. Cokelat, es krim, roti bolu dan sepotong melon siap santap dikeluarkannya. Dibawanya satu-satu. Diletakkan di atas meja makan.

"Laper Kak?"

"Sahur Ma"

"Kok nggak makan nasi?"

Senyumnya menyeringai sedikit licik.

**

Matahari segera tenggelam. Langit yang biru itu segera pulang. Loudspeaker masjid di sekeliling kampung saling bersahutan dengan suara ceramah dan tanya jawab pada ustad.

"Allahuakbar Allahuakbar..."

Ulhiza tersenyum tanpa mau menyentuh minuman dan makanan, hanya menatap Papa dan Mamanya yang kompak meminum sirup mangga.

"Kok nggak minum Kak?"

"Masih kuat Ma. Aku minumnya ntar aja. Biar pahalanya banyak"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline