Perasaan vs Logika
Saya sering bilang "jangan sampai logika dikalahkan oleh perasaan". Pernyataan yang membuat semua teman tidak setuju dengan segala pendapatnya. Terkait dengan pesawat MH370, ada pelajaran yang menurut saya menarik.
Mantan Presiden RI Prof. Habibie mengatakan pencarian pesawat MH370 sebaiknya dihentikan, karena akan sulit ditemukan dan hanya akan menguras dana yang lebih baik disalurkan untuk kebutuhan yang lain.
Pernyataan ini menuai kritik bahkan cacian terhadap satu-satunya manusia di bumi yang memiliki hak paten pesawat terbanyak sampai saat ini. Bagaimana mungkin seorang Habibie mengucapkan pernyataan menohok seakan uang yang dikeluarkan lebih berharga dari nyawa manusia?
Habibie pasti lebih faham tentang pesawat dibanding kita semua, pendapatnya tentu bukanlah komentar asal bunyi seperti politisi komedi atau artis. Kalau terkesan komentar beliau tak nyambung seperti orang yang tidak memgikuti berita, mungkin karena kitanya saja yang cuma berpendapat dengan referensi media. Bagaimanapun beliau bukanlah orang bodoh, referensi dan data pastilah lebih banyak, sistematis dan lebih matematis dari apa yang kita tahu. Karena kita hanya membaca berita, itu saja. Tak mengerti sistem, tekhnis dan tekhnologi pesawat. Data memang menunjukkan MH370 sangat mungkin meledak (terbang di atas batas maksimum 12Km, memuat bahan mudah terbakar). Isu terorisme atau pembajakan seolah terbantahkan karena secara logika pendapat Habibie lebih masuk akal, pesawat berputar arah menuju Kuala Lumpur karena pilot sadar ada kesalahan sistem.
Di Facebook, saya sempat membandingkan Shukoi yang hancur di gunung salak menjadi puing-puing sangat kecil. Kecelakaan di darat tentu lebih mudah ditemukan dibanding di laut, karena bahan pesawat yang pasti tenggelam di dasar laut, juga mungkin bergeser terbawa ombak. Ada teman yang berkomentar ngeyel "ga ada salahnya tetap berharap, apapun bisa terjadi" dan saya menanggapinya dengan kurang respect. "Silahkan baca lagi, baru komentar". Paduan kata yang biasanya membuat orang bungkam dan ga membalasnya lagi.
Tapi kemudian isu pembajakan benar-benar mendominasi, segala data dan analisa seolah membenarkan pesawat MH370 masih utuh dan semua penumpang selamat. Mungkin mendarat di Kazakhstan atau negara terisolasi lainya. Saya seperti menjadi orang bodoh karena sebelumnya menuliskan agar semua pihak bisa tenang, sabar menunggu dan ikhlas menerima kenyataan. Beberapa teman mulai mengirim inbox dan mention berita terbaru. Saya kehabisan kata untuk menjawab sambil terus membaca berita dari beragam media.
Apa mungkin James Bond atau Ethan Hunt benar-benar ada di dunia nyata? Terus terang logika saya ga nyampe. Apalagi dengan analisa kemungkinan MH370 membuntuti Singapore Air atau terbang rendah untuk menghindari radar. Benar-benar lebih menegangkan dari film action.
Kalau benar pembajakan, motivasinya apa? Saya fikir ga akan menemukan jawaban meski beberapa orang berpendapat terkait politik dalam negeri Malaysia, pilkada Kajang. Atau ada yang menyebutkan cara memancing negara-negara keluar menunjukkan kekuatan militernya. Saya fikir kalau benar ini pembajakan dan semua penumpang serta kru selamat, bisa dibayangkan bagaimana riuhnya media akan memberitakan dengan ratusan nara sumber. Sementara Malaysia akan menjadi negara paling tersudut.
Tapi semua spekulasi tersebut sepertinya sudah berhenti sejak semalam. PM Malaysia sudah menyatakan bahwa pencarian MH370 'berakhir' di samudra Hindia dengan kemungkinan tidak ada penumpang yang selamat.
Meski begitu, keluarga penumpang tetap tidak bisa menerima kabar tersebut karena belum melihat jasad atau temuan yang tertangkap radar dan tetap menginginkan keluarganya pulang dengan selamat. Saya mengerti bagaimana perasaan keluarga korban yang sebelumnya bahagia mendengar berita pesawat dibajak. Dengan kemungkinan semua orang di dalamnya selamat. China juga mengecam Malaysia yang dinilai tidak bertanggung jawab. Semua keluarga korban marah dan menyalahkan Malaysia.