Lihat ke Halaman Asli

Surga Kami Tetaplah Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membaca tulisan Agung Han, sepertinya ada pertentangan antara salah satu admin kompasiana dan kompasianer yang tinggal di luar negeri.

Tulisan mbak Admin Nur Hasanah berhasil membuat saya sedikit emosi. Pilihan kata yang sangat tajam dan outspoken. Ini salah satu kalimat yang menjadi penutup dalam tulisan Negeriku dan Negeri Orang Bahagia

******

Sebelum aku menganggap olok-olok itu benar-benar lucu, baiknya kalian berhenti bercerita kepadaku tentang negeri surga di luar negeriku. Kalaupun masih tetap mau bercerita, ceritakanlah selain yang bagus-bagus. Ya, mungkin aku hanya tak ingin merasa terpuruk sendiri. Mungkin aku hanya tak rela menyaksikan negeri-negeri lain bahagia, sementara negeriku berurai air mata

*******

Sampai di sini, bagi yang penasaran dengan tulisan tersebut, silahkan baca sendiri bisa melalui googling.

Harus saya katakan, pemilihan kata dari mbak Nur Hasanah ini sangat bagus, saya malah tertarik untuk belajar menuliskan seperti dia. Tapi sebelum itu, sebagai orang Indonesia yang pernah lumayan lama berada di luar dan berencana untuk ke luar lagi, saya ingin menanggapi tulisan Mbak Nur. Seperti yang dilakukan Mbak Weedy K, tapi dengan cara yang berbeda.

Tulisan ini untuk Mbak dan semua orang yang mungkin sependapat denganya.

Bagi saya, senyaman apapun tinggal di luar negeri, kami tetap rindu untuk menetap di Indonesia. Kami akan terus bermimpi suatu saat kami akan kembali. Kami memang nyaman dengan transportasi umum yang rapi, cepat dan minim macet. Tapi mungkin bagi kalian ini ga masuk akal, bahwa kami malah merindukan berdiri di bus kota dan dihibur oleh pengamen. Kami benar-benar rindu panas dan sesaknya penumpang, yang menurut kalian sama sekali ga nyaman.

Mana ada negeri seindah negeri kami sendiri? Ga ada. Kami yang bekerja atau kuliah di luar negeri, bukanlah orang yang mencari kebahagiaan. Di negeri yang kalian anggap bahagia itulah kami merasakan sengsara. Rindu yang berkepanjangan dengan segala hal tentang Indonesia.

Mungkin ini jarang diceritakan oleh mereka yang di luar negeri, seolah mereka bahagia sekali dan baik-baik saja. Padahal di manapun, kita akan selalu menemukan masalah. Andai boleh memilih, kami mungkin akan lebih bersedia bermasalah di negeri sendiri dibanding di negara orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline