Lihat ke Halaman Asli

Air Mata

Diperbarui: 24 Mei 2017   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut telaga matanya hujan jatuh
Di kedalaman gelisah raut wajah itu ia berlabuh
Pada tiap tetesnya perih sedih bersimpuh
Nyeri bertubi menyatroni tak kunjung menjauh
~
Di wajah hari nyeri sepi tumbuh
Ketika genderang kebencian di tabuh
Lantas kau pejamkan mata berharap binasa dendam di sekujur tubuh
Agar sejuk cinta menyala tak padam dan tak mati di lembing keluh
~
Bersandar pada rasa sabar dadamu gemetar di tampar geletar hujan yang kembali jatuh
Tapi kau masih percaya, pada masanya getir mimpi akan mencapai pintu subuh
Dan bentangan cahaya di kening akan menyentuh 
Padamkan nyala dendam dan tebaran cinta akan kembali tumbuh meski berkali di buru dan di bunuh..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline