Lihat ke Halaman Asli

Sang Penebang

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari kejauhan daun pohon tua mengerang
Melahap setiap kelam yang datang
Pohon itu berdiri garang
Dikakinya zaman menjerit memangil manggil nama Tuhan

Dan dari sekumpulan ilalang
Mata kapak menatap berang
Menebas kulit dan batang, dengan lantang
Kelicikan menjerit dan tumbang

Tapi itu pohon tempat setan berwajah brahmana sembunyi dalam gelap liang
Pada sunyi kering ranting ia datang dan lenyap bagai asap
Meninggalkan jejak serupa kisah kisruh yang berdiri angkuh

Burung burung penghasut berteriak berang
Hendak mengguncang seisi ladang yang tlah membunuh pohon tempat kebohongan bersarang
Diantara gemuruh angin rumput rumput berdoa tuk sang penebang
Agar tak mati disatroni badai kebencian yang datang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline