Lihat ke Halaman Asli

Sahabat dalam Kesunyian ( dia, mereka, dirimu )

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalan hidup tlah tuntunku disisi
jalanmu sahabat..
Mungkin Tuhan yang sempurna sengaja mempertemukan kita,
pasti ada terselip makna sebab
Tuhan maha bijaksana..

Di puncak malam aku pernah menanyaimu, " kau mimpi
apa ? " kosong " katamu..
Aku ingat kau biasa sendiri,
menghitung lembar lembar sunyi,
tak ada yang mengerti, hanya kau dan dirimu sendiri..
Aku juga tau kau biasa duduk
diam dalam hening, duduk sendiri memandang embun di pucuk pucuk daun kering..

Kadang kau terlihat seperti terminal
orang orang datang dan pergi, lalu membiarkanmu meringkuk sendiri, kadang mereka menghadiahimu
caci maki..
Sungguh aku bukan sahabat
yang baik, hanya bisa diam membisu saat jiwamu terusik, saat hidupmu terosak
asik..

Hingga lautan di hatimu
mendadak gugup, lalu teriak pada
angin yang berdesir, dan kau lari sembunyi dipantai dibalik pasir
pasir..
Sesekali ingin kubuatkan sayap dari kalimat doa dipundakmu, lalu terbanglah
menyambut burat matahari, ambil dan
simpanlah potongan pelangi pada
matahati..

Akupun tau kau biasa
menyandarkan diri pada sepi, maka biarkan aku duduk disampingmu, saat kau ingin diam tanpa kata, dan aku janji akan tetap duduk diam disampingmu, bahkan lebih diam dari sebongkah batu..

Sesaat lalu aku lihatmu seperti sungai yang tabah menadah limbah..
Mereka bilang kau bukan orang baik, aku tau aku juga bukan orang baik..
Tapi kita adalah sahabat baik, atas izin Tuhan yang maha baik..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline