[caption id="attachment_195076" align="aligncenter" width="640" caption="koleksi pribadi"][/caption] Pagi berkaca dibibir telaga, ada genangan rindu menunggu damaimu Hai pagi aku pulang, akulah sianak hilang yang lupa ada kau yang slalu memandang Aku kembali menatapmu, dengan keluhku.. Aku yang acap lupa pada rahmatmu.. Ah pagi aku menunggu heningmu, diantara seloroh orang ramai, agar teduh suktr tumbuh semai.. Pagiku lihatlah jiwaku yang compang camping di satroni hawa nafsu.. Apa ada sedikit penawar untukku ? Jiwaku sakit, mungkin aku pasien abadimu, yang harus meminta penawar segala hitam nafsuku Pagi kembali kutitipkan padamu bait bait doa.. Esok ceritakan padaku tentang senandung para pendoa.. Pagi aku sungguh ingin berkaca pada wajahmu.. Menjamahi hangatmu, merenangi cahaya kudusmu, biarkan berlabuh dijendela jiwaku, menerabas segala luka didadaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H