Lihat ke Halaman Asli

Nyanyian Hujan

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diantara deru roda hujan jatuh, suaranya begitu riuh, di kedalaman hati ia berlabuh, dan segala kalut terbasuh
Titisnya terus berjatuhan, mendesah didahan dahan, mengembun dikaca kaca
Dari balik jendela sepasang mata menatapnya dengan sebilah sepi
" Kapan kau akan berhenti meniti sekujur gelisahku ini '' katanya

Hujan masih menitis tipis tipis
Daun daun gugur membawa sepi kesudut sudut jiwa penghuni kota yang tak lagi mengenai diri sendiri
Sepasang mata itu menatap kelam langit, sepasang mata yang akrab dengan rasa sakit
Sakit yang tersiman diantara jajaran foto usang berbingkai sunyi, juga dilaci laci laci lemari yang setia menyimpan segala luka

Setetes hujan pelan menyusuri wajah jendela, diusapnya sepasang mata itu dengan sayup suara diujung kelopak bunga
'Selepas hujanpergi, langit memberinya sekeranjang pelangi
Dan lengkung senyum terukir, dari ranum bibir yang biasa menyimpan getir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline