Lihat ke Halaman Asli

Kuncup kuncup sepi

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti inikah sepi dipucuk malam, sekelam kenangan itu dikuncup kuncup waru
Hitam lengang bagai arang mengerang menunggu bara menyala pada tatapmu
Dan sayup suaramupun gagal bergema, terpasung pada tiang kerinduanyang mampir melepas getir

Lagu dsepi nelum goyah, lidah beku terendam lautan gelisah
Rembulan tak tak kuasa mencampakkan kebisuan dicakrawala
Lantas hujan menyambangi sepasang manik mata, ada selembar tisu kau sandarkan bahu
Sebuah nama kau panggil, nama yang hilang diceruk gigil malam
Dan aku menatapmu, pada rentang waktu, dimana perahu menunggumu mencium harum pasir pantai yang bercinta dengan rona senja...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline