Pengaruh lingkungan sosial saat ini terhadap penggunaan bahasa daerah di kalangan remaja sangat penting. Penurunan bahasa daerah disebabapkan karena kurangnya sosialisa dari orang tua dan pengaruh dari teman sebaya yang menyebabkan penurunan bahasa daerah. Remaja saat ini lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing karena dianggap lebih modern dan praktis. Selain itu, teknologi dan globalisasi memperkenalkan gaya komunikasi baru yang menggeser penggunaan bahasa daerah. Karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan nilai bahasa daerah dalam mempertahankan identitas budaya. Berikut ini adalah contoh dari pengaruh lingkungan sosial terhadap penggunaan bahasa daerah di kalangan remaja.
- Keluarga sebagai pengaruh pertama: Lingkungan dalam keluarga adalah tempat pertama di mana remaja belajar bahasa. Jika di dalam keluarga sering menggunakan bahasa daerah, kemungkinan besar remaja akan lebih bisa terbiasa dalam menggunakan bahasa daerah. Namun, jika orang tua lebih sering menggunakan bahasa Indonesia atau asing, anak-anak akan cenderung mengikuti, Jadi, peran keluarga sangat penting dalam memperkenalkan dan menjaga bahasa daerah.
- Teman sebaya: Teman sebaya juga bisa berpengaruh besar. Di usia remaja. Banyak yang ingin terliat "kekinian" atau gaul. Jika teman-teman mereka lebih suka dalam menggunakan bahasa gaul. Remaja tersebut mungkin merasa bahwa menggunakan bahasa daerah membuat diri mereka terliat ketingalan zaman. Akhirnya, mereka lebih memilih untuk berbicara dalam bahasa yang dianggap lebih "cool".
- Dampak teknologi dan media sosial: Sekarang ini, banyak remaja yang menghabiskan waktu di media sosial. Di platfrom seperti Instagram, TikTok, atau Twitter, bahasa yang di gunakan biasanya adalah bahasa Indonesia atau bahkan campuran dengan istilah-istilah asing. Hal ini membuat penggunaan bahasa daerah semakin terpinggirkan. Misalnya, saat membuat konten atau berkomunikasi di grub chat, mereka lebih memilih bahasa yang lebih umum dipahami oleh banyak orang.
- Membangkitkan kesadaran: Untuk menjaga keberlangsungan bahasa daerah, penting untuk membangkitkan kesadaran di kalangan remaja tentang tentang nilai dan keidahan bahasa mereka sendiri. Ini bisa dilakukan melalui kegiatan seni, lomba berbicara dalam bahasa daerah, atau program-program di sekolah yang bisa mengedukasi tentang pentingnya melestarikan bahasa dan budaya lokal.
- Globalisasi dan identitas budaya: Dalam era globalisasi, banyak budaya yang dari luar yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari kita. Remaja terpapar oleh berbagai budaya melalui film, music, dan tren dari luar negeri. Ini bisa membuat mereka merasa bahwa menggunakan bahasa daerah itu kuno atau tidak relavan lagi. Padahal, setiap bahasa daerah memiliki kekayaan atau keunikan tersendiri yang bisa menjadi kebanggaan.
- Peran sekolah dalam penggunaan bahasa daerah: Sekolah menjadi tempat dimana remaja menghabiskan banyak waktu dan berinteraksi dengan teman-teman yang lain. Jika sekolah memiliki program yang mendukung penggunaan bahasa daerah, seperti pelajaran bahasa daerah atau kegiatan ekstrakurikuler yang bisa berfokus pada budaya lokal, ini bisa mendorong siswa untuk bisa lebih bangga menggunakan bahasa daerah. Misalnya, mengadakan lomba puisi atau cerita daalam menggunakan bahasa daerah ini bisa menjadi cara yang menarik untuk melibatkan siswa.
- Komunitas dan kegiatan budaya: Komunitas juga memainkan peran penting. Kegiatan budaya seperti festival, pertunjukan seni, atau acara komunitas yang lainnya sering kali menggunkan bahasa daerah sebagai suatu cara medium komunikasi. Ketika remaja terlibat dalam suatu kegiatan semacam ini, mereka tidak hanya belajar bahasa tetapi juga merasakan kebanggan terhadap budaya mereka. Misalnya, mengikuti kelompok seni tradisional atau tari daerah yang bisa membuat mereka lebih mengenali dan menghargai bahasa serta budaya asal mereka.
- Kesadaran akan identitas diri: Penggunaan bahasa daerah juga berkaitan erat dengan identitas diri. Banyak remaja saat ini yang mencari jati diri mereka di tengah pengaruh globalisasi. Menggunakan bahasa daerah dapat menjadikan salah satu cara untuk bisa mengekpresikan siapa mereka dan dari mana mereka berasal. Ini memberi mereka rasa keterhubungan dengan akar budaya mereka, terutama dalam saat berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang sama.
- Media dan konten lokal: Salah satu cara untuk bisa meningkatkan penggunaan bahasa daerah adalah dengan memproduksi lebih banyak konten lokal yang menarik bagi remaja. Misalnya, serial web, film pendek, atau lagu-lagu yang menggunakan bahasa daerah yang dapat menarik perhatian mereka. Ketika remaja melihat bahwa bahasa daerah bisa digunakan dalam konteks yang kekinian dan relavan, mereka akan lebih bisa termotivasi untuk menggunakannya.
Pengaruh lingkungan sosial terhadap penggunaan bahasa daerah di kalangan remaja sangatlah kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Dari keluarga, teman sebaya, sekolah, komunitas, hingga media sosial. Semuanya berkontribusi pada bagaimana remaja berinteraksi dengan bahasa daerah mereka. Untuk menjaga agar bahasa daerah tetap hidup di kalangan generasi muda, kita perlu untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keunikan budaya lokal. Dengan melibatkan remaja dalam kegiatan yang positif yang menonjolkan bahasa daerah dan memberikan ruang bagi remaja untuk bisa ekspresi diri melalui bahasa tersebut, Kita dapat berharap bahwa remaja akan tetap menghargai dan menggunakan bahsa daerah sebagai bagian dari identitas diri mereka. Tetapi dengan cara ini, bukan hanya bahasa daerah yang akan terlestarikan, tetapi juga warisan budaya kita secara keseluruhan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H