Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Andian Aland Saputra

Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor, Fakultas Sains & Teknologi.

Hidup Tumbuhan

Diperbarui: 13 Juni 2022   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setahuku, Kau dahulu hanyalah sebuah biji
Terpendam, berkembang dalam kediaman,
Dari dalam tanah, menampakkan batang tunas,
masih kecil rupanya, rapuh batangnya.

Lalu, akarmu mulai menjalar, merapatkan tanah
Menmbuat pondasi agar kokoh tak goyah,
Kemudian engkau perlahan mulai tumbuh
Dedaunan-mu pun bermunculan, tumbuh berkala.

Guyuran air, berkala membasahimu
Dan tak ayal, suatu kali engkau kena terpaan panas terik mentari,
Lalu, sesekali badai menghampiri, menguji pendirian
Semuanya kau lewati dengan terus kokoh bertahan.

Semakin tumbuh,  daunmu bertambah kian membesar
Terus bertambah tiap kali meninggi,
Lalu terbentuk batang yang kuat untuk bertahan
Engkau-pun semakin kokoh menghadapi segala terpaan.

Tetapi teta, ada yang harus gagal.
Waktu berjalan dan dedaunanmu satu-per satu tergantikan.

Masih panjang hidupmu wahai tanaman,
Mulailah bertumbuhan buahmu, tetapi masih berlum bisa dipetik.
Masih belum cukup.
Kau harus tetap tumbuh, menjaga kehidupan.

el_sabilillah.
06 Ramadhan 1443 H/06 April 2022 M
Gontor 3, 21.09 WIB

Extraordinary Generation 12 Windu Pondok Modern Darussalam Gontor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline