Lihat ke Halaman Asli

Taufik Alamsyah

Buruh Kognitif

Siapakah Oppenheimer?

Diperbarui: 29 Desember 2023   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Ed Westcott 

Kapan kalian pertama kali mendengar kata "Oppenheimer"? Mungkin, jika kalian menemukan buku "Elektronika dan Tenaga" seri Khazanah Pengetahuan Bagi Anak-Anak punya ayah, ibu, atau kakekmu, kalian akan menemukan jawaban sebagai pembuat bom atom. Atau, bisa jadi, kalian baru saja mendengar ketika sutradara terkeren sepanjang masa, Christopher Nolan, membuat film "Oppenheimer" berdasarkan buku American Prometheus karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin. Film ini dibintangi oleh Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr. dan Florence Pugh.

Julius Robert Oppenheimer dikenal sebagai ahli fisika dari Amerika Serikat. Ia juga terkenal dengan pemberian analogi sederhana tentang cara kerja arloji yang membantu Johannes Keppler dalam mengembangkan gagasan tentang gerakan planet dan Huygens menggunakan gelombang air untuk menjelaskan fenomena cahaya. Julius Robert Oppenheimer yang sering disebut sebagai "Bapak Bom Atom," Lahir pada tanggal 22 April 1904, di Kota New York. Ayahnya seorang imigran Jerman pengusaha tekstil yang sukses. Ibunya Ella Friedman adalah seorang pelukis. Keduanya keturunan Yahudi. Ia punya seorang adik: Frank. Oppenheimer seorang jenius. Ia berkuliah di Harvard University mulai usia 18 dan lulus Summa cum Laude di bidang Kimia hanya dalam 3 tahun. Ia dikenal dengan nama panggilan "Oppie". Frank juga berkuliah umur 18 tahun di John Hopkins University dan juga lulus dalam 3 tahun.

Setelah lulus dari Harvard, Oppie bertolak ke Inggris untuk melakukan penelitian di Cavendish Laboratory, Universitas Cambridge, di mana ia mengembangkan minatnya pada fisika teoretis. Pun dengan Frank juga melanjutkan kuliah ke Cambridge. Keduanya menjadi peneliti Fisika. Pada tahun 1927, Oppenheimer pindah ke Universitas Gttingen, Jerman, tempat ia meraih gelar PhD. Dia bekerja dengan beberapa pemikir terbesar fisika, diantaranya Max Born, Werner Heisenberg, Pascual Jordan, Wolfgang Pauli, Paul Dirac, Enrico Fermi and Edward Teller. Oh, ya, Enrico Fermi dikenal sebagai tokoh pertama yang membuat Reaktor Nuklir (di tempat sebelah lapangan football Universitas Chicago). Sementara Edward Teller, kemudian dikenal sebagai Bapak Bom Nuklir.

Oppenheimer kembali ke AS pada awal tahun 1930-an, menerima posisi mengajar di University of California, Berkeley, dan Caltech. Dua universitas sekaligus! Selain sebagai fisikawan, Oppie juga sastrawan. Ia menguasai 8 bahasa dan pandai berorasi. Tidak heran ia menjadi dosen favorit. Dikisahkan dalam suatu kesempatan, Oppenheimer harus berangkat ke Belanda untuk membawakan kuliah umum.

Hanya dalam waktu 6 minggu ia berkutat mempelajari Bahasa Belanda. Sesampainya di Belanda, ia sukses membawakan kuliah fisika kuantumnya dalam bahasa Belanda. Selama tahun 1930-an, Oppie terlibat beberapa pertemuan politik sayap kiri. Oppie tidak pernah bergabung dengan partai komunis, tetapi saudaranya, Frank tercatat sebagai anggota partai komunis. Di masa ini pula Oppie bertunangan dengan Jean Tatlock, yang juga anggota partai komunis. Oppenheimer juga mendonasikan uang ke beberapa organisasi yang kemudian terungkap memiliki hubungan dengan Partai Komunis. Selain simpatisan komunis, Oppie juga pendukung faksi Republik sayap kiri dalam Perang Sipil Spanyol menghadapi kekuatan Fasis Jenderal Francisco Franco. Simpati Oppenheimer sebenarnya condong dipicu ambruknya ekonomi dunia setelah peristiwa Great Depression.

Saat kapitalisme runtuh akibat Great Depression - muncul dua kubu ekstreme: nasionalisme ekstreme (fasisme) dan komunisme. Oppie lebih memilih Komunisme. Di tahun 1941, Oppenheimer diundang untuk bergabung dalam "Manhattan Project" yang sangat rahasia. Dengan tujuan mengembangkan bom atom sebelum Jerman Nazi bisa melakukannya. Proyek ini dimulai setelah Albert Einstein menyurati Presiden Roosevelt tentang ancaman bom atom Jerman. Dari pengalaman mengajar dan berinteraksi dengan ilmuwan Eropa, Oppenheimer sependapat dengan Einstein, bahwa Jerman memiliki kemampuan untuk membuat bom atom. Ia pun bergabung dalam Manhattan Project - dimulai dari tenaga part time. Peran Oppenheimer dalam Manhattan Project meluas. Pada tahun 1942, dia ditunjuk sebagai direktur ilmiah proyek tersebut; bertanggung jawab untuk mengubah desain teoretis menjadi bom yang bisa berfungsi.

Manhattan Project pun berkembang dari budget $6000 menjadi $2 Miliar. Angka $2 Miliar setara hampir 1% ekonomi Amerika saat itu. Oppenheimer memilih Los Alamos, New Mexico, sebagai lokasi laboratorium penelitian proyek tersebut. Tempat itu terisolasi, aman, dan memiliki iklim yang konstan sehingga memungkinkan konstruksi sepanjang tahun. Lab Los Alamos mengumpulkan orang-orang terbaik fisika. Meskipun awalnya diragukan, kepemimpinan Oppenheimer lalu terbukti mampu mengendalikan ego orang-orang jenius dalam satu tim. Dalam Manhattan Project, ada Enrico Fermi, Niels Bohr, Richard Feynman, Edward Teller, Leo Szilard, Eugene Wigner, Hans Bethe, John von Neumann, dan Ernest Lawrence.

Ada enam peraih Hadiah Nobel dalam tim ilmuwan Manhattan Project Laboratorium Los Alamos. Namun, yang nggak dapat Nobel pun orang-orang istimewa. Sebagai contoh, John von Neumann yang menjadi pelopor pembuatan komputer digital modern dan Game Theory Umur 8 tahun ia sudah paham kalkulus. Oppenheimer sendiri ditunjuk menjadi pimpinan ilmuwan oleh Leslie Groves, seorang militer karier yang ahli manajemen proyek. Sebelum terlibat Manhattan Project, Leslie Groves pernah memimpin pembangunan Gedung Pentagon. Kantor terbesar di dunia itu selesai dalam 16 bulan.

Di bawah arahan Oppenheimer, dua jenis bom atom dikembangkan: - Little Boy yang menggunakan bahan Uranium 235 dan metode tembakan neutron. Lebih sederhana, tapi susah mengumpulkan Uraniumnya. - Fat Man menggunakan implosi Plutonium. Lebih kompleks, tapi lebih pasti pemicunya. Sebelum kedua bom atom itu digunakan, teknologi bom atom dicoba dulu di Padang Gurun Alamogordo tanggal 16 Juli 1945. Alat ledakan atom itu disebut "Trinity", nama yang dipilih Oppenheimer dari puisi karya John Donne, pujangga Inggris abad ke-17.

Sesaat setelah "Trinity" diledakkan, Oppenheimer menggumamkan kata-kata terkenal dari kitab Bhagavad Gita saat Kresna dalam wujud Wisnu menasihati Arjuna untuk menjalankan tugasnya: "Sekarang aku telah menjadi Kematian, penghancur dunia." Setelah uji coba Trinity berhasil, bom atom digunakan di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945. Enam hari setelah Bom Atom meluluhkan Nagasaki, tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat dan Perang Dunia II berakhir. Bom atom menghentikan perang. Pasca perang, Oppenheimer menjadi tokoh publik, menganjurkan penggunaan energi nuklir secara damai dan kontrol internasional atas senjata atom untuk mencegah perlombaan senjata nuklir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline