Lihat ke Halaman Asli

Dodi Lebih Baik Fokus Atasi Banjir di Muba

Diperbarui: 29 Desember 2017   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

adinet.ahacentre.org

Hampir setiap tahun banjir selalu menjadi persoalan serius di Indonesia. Tahun 2017 ini, dalam beberapa bulan terkahir, banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. 

Hujan yang turun selama dua hari, (23-24/12/17) menyebabkan beberapa desa di Muba dilanda banjir. Hujan yang turun terus menerus telah membuat air Sungai Sake di Kecamatan Sungai Keruh meluap menggenangi pemukiman dan kebun warga.

Ratusan rumah warga di Desa Kerta Jaya pun, Ahad (24/12) tergenang air akibat banjir dari luapan air sungai Sake. Kepala Desa Kerta Jaya Al Aziz melaporkan sebanyak 271 rumah di wilayahnya terendam banjir.

Kemudian sebanyak 338 KK atau 1.267 jiwa menjadi korban banjir, sebanyak 19 warga terpaksa mengungsi. Namun, tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut.

Sekalipun tidak ada korban jiwa, warga korban banjir di Muba mengeluhkan masalah banjir yang kerap melanda desa mereka. Hal itu wajar mengingat setiap tahun, saat musim hujan daerah mereka selalu terkena banjir. Warga pun mengharapkan solusi dari pemerintah untuk mengatasi banjir.

Banjir yang melanda Muba kali ini jelas menjadi tantangan bagi Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin. Pasalnya, ini kali pertama Dodi sejak dilantik menjadi bupati pada pertengahan 2017 lalu, menghadapi banjir di Muba.

Masalahnya, fokus Dodi kini tidak hanya mengatasi banjir di Muba, tetapi juga mempersiapkan dirinya untuk ikut kontestasi di Pilgub Sumsel 2018. Disinilah persolannya, keikutsertaannya di Pilgub Sumsel 2018 meski baru seumur jagung menjadi Bupati Muba, membuat Dodi tak sempat melakukan apa-apa untuk daerah yang telah memberikan amanahnya.

Tidak ada yang salah memang Dodi maju di Pilgub Sumsel 2018. Tetapi melupakan kewajibannya, seperti mengatasi persoalan banjir di Muba, jelas menjadi catatan hitam dalam sejarah kepemimpinannya. Sejarah akan mencatat Dodi sebagai orang yang melupakan tugasnya, hanya karena ingin mengejar kekuasaan yang lebih tinggi.

Kalau tidak ingin dikenang sebagai bupati yang demikian, Dodi saat ini lebih baik fokus membenahi berbagai persolan yang ada di Muba. Ia masih muda, masih banyak waktu untuk menjadi penerus ayahnya sebagai Gubernur Sumsel.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline