Lihat ke Halaman Asli

Alamsyah Marwan Hamdi

Alamsyah ,SE bekerja sebagai Freelencer

Dilema antara Memaafkan Orang Lain dan Hukuman Sebagai Pelajaran

Diperbarui: 30 April 2023   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dok. pribadi

Kita di anjurkan untuk memberi maaf kepada orang yang  berbuat salah kepada kita,apalagi di momen lebaran atau setelah lebaran .

Tapi apakah memberi maaf itu hanya sebatas mengatakan, memaafkan kepada yang meminta maaf ,lalu bersalam-salaman?

Mungkinkah semudah itu ,yang merasa di curangi,dizalimi ,dianiaya dan semacamnya  dapat memberi maaf?

Kalau setiap orang yang  berbuat kesalahan ,selalu dimaafkan ,apakah nantinya orang-orang akan dengan mudah melakukan perbuatan yang semena-mena terhadap orang lain?Apakah  tidak perlu pembelajaran itu?

Setelah itu  lantas semuanya bereskah.?

Ya,memang  memberi maaf itu sebuah pilihan.Apakah mau memberi maaf atau tidak,tapi bila   memberi maaf itu  tentu lebih baik.

Dalam buku yang  berjudul JALAN RAHMAT Mengetuk Pintu Tuhan yang ditulis oleh Dr.Jalaluddin Rakhmat,M.SC pada halaman 129-130 ,diungkapkan ayat Al-quran dan Hadist berkenaan dengan permohonan maaf itu. Disini saya hanya mengemukakan beberapa ayat Al-Qur'an dan sebuah Hadits Nabi Muhammad Saw. 

Adapun ayat Al-quran tersebut adalah, sebagaimana Firman Allah Swt :

1.  "Dia (yusuf) berkata 'pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu,mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu),dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang',"(QS. Yusuf 12:92)

Ayat di atas berkenaan dengan pemberian maaf oleh Nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya yang  berbuat zalim dan iri dengki kepadanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline