Ketika saya kuliah di Bogor dulu banyak hal yang dirindukan di Kampung halaman,tapi saya pun kadang-kadang harus berkompromi dengan kemampuan diri dan keluarga tentunya.
Karena untuk pulang ke kampung halaman saya harus berhadapan dengan Jarak tempuh yang cukup jauh dan biaya yang cukup besar---untuk tidak mengatakan sangat besar.
Jarak tempuh yang cukup jauh tidak terlalu menjadi masalah bagi saya.
Kelelahan dan membosankan tentu akan dirasakan bila kita melakukan perjalanan jauh.
Masalah kelelahan tetap akan dirasakan,tapi efeknya pada diri saya tidak terlalu signifikan .Solusinya mudah saja didapatkan ,karena saya memiliki fisik yang masih prima dan fit. Yah,..yang namanya masih menjadi mahasiswa tentu hal tersebut masih melekat pada fisik yang saya miliki.
Sedangkan supaya melakukan perjalanan jauh tidak membosankan ,saya ada solusinya,yaitu dengan cara membeli buku dalam jumlah yang cukup untuk dapat selesai dibaca ketika pulang kampung halaman dan kembali meninggalkan kampung halaman untuk masuk kuliah kembali di Kampus Bogor.
Buku yang saya bawa tersebut disamping buku perkuliahan ,juga buku untuk menambah wawasan pengetahuan umum.
Bila saat menunggu keberangkatan bus di terminal atau kereta api di stasiun ,saya pergunakan untuk membaca buku.Di Kapal laut dan kapal sungai bisa membaca buku .Di pelabuhan kapal laut dan kapal sungai sambil menunggu keberangkatan bisa dimanfaatkan untuk membaca buku .Waktu saya kuliah dulu memang belum ada Handphone.Jadi buku yang jadi andalan.
.Ini adalah tujuannya agar dapat membunuh waktu .Waktu tidak terbuang sia-sia dan tidak membosankan.
Kampung halaman menjadi magnet tersendiri karena berbagai hal yang dirindukan di sana ; kepada orang tua,teman-teman,menapaktilasi tempat-tempat ketika masih kanak-kanak dan remaja, merasakan suasana berpuasa dan tarawih di masa lalu