Lihat ke Halaman Asli

SMS dan Provokator Pemicu Kerusuhan Ambon, Lawan Provokator dan Otak Kerusuhan!

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Pemerintah harus selalu waspada dan harus cepat dalam menangani kerusuhan Ambon agar tidak berimbas pada kerusuhan yang lebih besar. Selain itu aparat keamanan seperti TNI, Polisi harus mampu meredam situasi keamanan di Ambon. Untuk media massa harus memberikan informasi yang menyejukkan dan jangan sampai membuka kisah lama yang bisa memicu emosi masyarakat Ambon.

Kita turut prihatin dan terhentak dengan adanya kerusuhan Ambon, yang lagi-lagi menggangu ketenangan dan kedamaian kita sebagai bangsa yang bersatu dalam NKRI. Lagi-lagi pemicunya adalah mudahnya terpancingnya masyarakat oleh ulah-ulah provokator yang menyebarkan informasi kecelakaan tukang ojek bernama Darmin Saiman, yang menurut informasi rumah sakit adalah murni kecelakaan bukan pembunuhan.

“Sebetulnya penyebab utama adalah miss komunikasi. Itu sumbernya adalah tukang ojek yang memuat penumpang bernama Darmin Saiman yang sampai di tempat pembakaran sampah dan menabrak pagar pohon beringin. Itu tanaman penghias di halaman rumah. Kemudian motornya menabrak tembok rumah Saudara Okto. Ini adalah kecelakaan murni,” terang Anggota DPD Jacob Jack, Senin (11/9), seperti diberitakan salah satu radio nasional. “Akibat ulah provokator infomasi yang salah terjadinya pembunuhan itu dan akhirnya saling lempar. Ini ada yang memprovokasi dan ada peran dari provokator”.

Penting bagi pemerintah pusat, TNI, Polri, tokoh masyarakat dan agama meredam kerusuhan Ambon. Yang meskipun saat ini sudah meredam, namun harus tetap diwaspadai jangan sampai terjadinya letupan kemarahan dan kerusuhan kembali.

Tentunya, kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sangat-sangat menyayangkan kembali mudahnya kita dalam menelan segala informasi yang ada, tanpa melakukan cek dan kroscek. Yang pasti sms dan telpon yang cepat menyebar tanpa adanya cek dan croscek itu menjadi bumerang bagi kita semua. Lagi-lagi pemicunya adalah sang provokator dan otak kerusuhan. Siapa pun provokator dan otak kerusuhan itu yang pasti mereka tidak ingin adanya kerukunan di Kota Ambon yang damai.

Hanya satu kata “Lawan Provokator dan Otak Kerusuhan”. Kita inginkan kedamaian dan kerukunan di Ambon. Hidup berdampingan dalam kedamaian. Peace…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline