Lihat ke Halaman Asli

Alam Semesta

Instructional Designer

Pengalaman Belajar Bahasa Jepang

Diperbarui: 5 Februari 2022   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman Sekelas/dokpri

Apakah kamu punya teman yang polygot? Gimana rasanya mendengarkan mereka berbincang dalam beragam bahasa? Apakah kamu salut dan kagum? Kalau saya benar-benar kagum sama para polygot. 

Pernah juga mencoba belajar berbagai bahasa asing dan berharap bisa jadi polygot. Tapi hasilnya saya gagal. Gagal bukan sesuatu yang malu untuk diceritakan. Dalam proses belajar berbagai bahasa asing tersebut, saya justru belajar banyak hal lain. Meskipun pada akhirnya tidak bisa jadi polygot. 

Satu kelemahan saya dalam belajar bahasa adalah malas praktik. Itu menjadi kendala terbesar untuk mencapai kemajuan. Saya bahkan tes TOEFL-nya berkali-kali dan tidak berhasil mencapai syarat yang ditetapkan. Tentu saja sebagai berkahnya adalah diterima dengan conditional letter, mesti belajar bahasa Inggris lagi di kampus tujuan sambil mengambil kuliah inti. 

Saat tiba di Tiongkok untuk bekerja, saya juga sempat merasa kehilangan arah akibat kendala bahasa. Tapi selalu ada berkah karena kampus menyediakan asisten yang dengan senang membantu. Termasuk sampai saat sekarang. 

Selain belajar bahasa Inggris dan Mandarin yang merupakan kewajiban, saya juga sempat mencoba menjajaki pelajaran bahasa Jepang. Saya bahkan sempat mengambil kelas non-credit di outreach college University of Hawaii at Manoa. Tidak tanggung-tanggung, belajarnya dua semester. 

Alhasil setelah belajar saya "tahu" sedikit tentang bahasa tersebut meskipun tidak pernah bisa menggunakannya. Tidak ada penyesalan sama sekali dengan kegagalan tersebut. Melihat dari sisi positif, saya tetap memiliki pengalaman dan kenangan mengenai masa-masa belajar. 

Kenyataanya dari semua proses belajar kita semenjak SD sampai sekarang ini ada berapa yang masih kita ingat? Tidak semuanya toh? Penyebabnya adalah hasil belajar akan terlupakan jika tidak terpakai. Memori tersebut tidak otomatis hilang, tetapi perlu stimulus agar dapat diingatkan kembali. 

Praktik Menyeduh Teh/dokpri

Dengan menulis pengalaman belajar di sini, saya mulai membongkar-bongkar lagi foto-foto di saat belajar bahasa Jepang. Selain menemukan foto ternyata saya juga menemukan folder berisi bahan belajar saya. Bahan-bahan tersebut ternyata tersimpan dengan rapi dalam folder penyimpan elektronik dan dapat digunakan kembali untuk mengingatkan memori yang mulai pudar. 

Seingat saya kelas tersebut tidak banyak pesertanya. Untuk bahasa Jepang tingkat dasar satu ada delapan dan tingkat dasar dua hanya ada lime. Teman-teman satu kelas memiliki latar belakang usia, pendidikan, dan asal negara yang berbeda-beda. 

Proses belajar di kelas juga lebih banyak kegiatan praktik berbicara. Pada salah satu pertemuan, sensei juga mengajarkan kami cara menyeduh teh. saya termasuk beruntung bisa mendapatkan kesempatan belajar karena kelas-kelas di universitas Hawaii dibatalkan jika pesertanya tidak memenuhi kuota. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline