Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Kualitas SDM di Indonesia Bisa Tertinggal Jauh dari Negara Tetangga Seperti Singapura?

Diperbarui: 30 Juni 2024   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia dan Singapura merupakan dua negara tetangga di kawasan Asia Tenggara yang memiliki banyak persamaan. Namun, dalam hal kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terdapat perbedaan yang cukup signifikan.

Beberapa indikator menunjukkan bahwa SDM Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Singapura. Hal ini dapat dilihat dari:

-Indeks Modal Manusia (HIM): Menurut Bank Dunia, HIM Indonesia pada tahun 2020 sebesar 0,53, menempati peringkat 87 dari 157 negara.Sedangkan Singapura berada di peringkat ke-21 dengan HIM 0,78.

-Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan: APK pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 8,77 tahun.Artinya, rata-rata anak Indonesia hanya menempuh pendidikan hingga kelas 2 SMP.Sedangkan di Singapura, APK pendidikannya mencapai 12,2 tahun, setara dengan SMA kelas 1.

-Produktivitas Tenaga Kerja: Berdasarkan data Asian Productivity Organization, produktivitas per pekerja Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

-Keterampilan Digital: Indonesia masih kekurangan tenaga kerja IT yang kompeten.Menurut Bank Indonesia, hanya 13% dari angkatan kerja Indonesia yang memiliki keterampilan digital dasar.

Lantas, apa yang menyebabkan ketertinggalan SDM Indonesia? Berikut beberapa faktor yang mendasarinya:

Kualitas Pendidikan: Sistem pendidikan di Indonesia masih perlu diperbaiki untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja.Kurikulum pendidikan perlu diperbarui agar lebih relevan dengan kebutuhan industri, dan guru-guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai.

Akses Pendidikan: Masih banyak anak-anak di Indonesia yang tidak mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas, terutama di daerah terpencil.Hal ini menyebabkan kesenjangan kualitas SDM yang semakin lebar.

Keterampilan Vokasi: Kurangnya fokus pada pendidikan vokasi menyebabkan banyak lulusan sekolah yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri.

Pelatihan dan Pengembangan: Perusahaan di Indonesia masih kurang berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawannya.Hal ini menyebabkan karyawan tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline