Bagaikan sebuah pokok anggur, Allah sebagai pengusahanya telah membuat dan menyediakan segala sesuatu yang baik yang kita butuhkan agar menghasilkan buah yang baik dan manis.
Kini Allah menuntut daripada kita sebuah hasil yang baik. Tapi sering kali kita berlaku seperti dalam kitab Yesaya, mengecewakan dan menghasilkan anggur yang asam. Mengapa? Karena kita mengeraskan hati. Kita berlaku seperti penguasa dan pemilik padahal kita hanyalah pekerja yang menyewa. Kenikmatan dan keberhasilan yang kita raih, sering kali menjadikan kita lupa akan jati diri dan asal usul kita yang sesungguhnya.
Kita lupa akan Tuhan yang memberi kita rahmat itu. Ketika kita menderita Tuhan menolong, setelah kita selamat kita lupa mengatakan terimakasih. Semoga berkat rahmat Tuhan, kita semakin mampu menyadari segala kebaikan Tuhan dan serentak semakin mengetahui cara berterimakasih kepadaNya. SEMOGA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H