Lihat ke Halaman Asli

Alaiyya Ayu Nimatul Fajriya

Mahasiswa Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Gadjah Mada

Seurapong: Surganya Laut bagi Pemburu Ikan di Pulo Aceh

Diperbarui: 14 Agustus 2020   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Pasie Peunyi, Seurapong (Sumber gambar: www.seputaraceh.com)

"Bukan lautan, hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kautemui
Ikan dan udang menghampiri dirimu"

Pulau Breueh merupakan salah satu dari deretan pulau di ujung barat Nusantara. Pulau yang cantik dan indah ini berjejeran dengan Pulau Nasi. Kedua pulau itu terkumpul ke dalam wilayah kecamatan Pulo Aceh. Hidup di jejeran pulau dan dikelilingi lautan, memaksa waraganya untuk menggantungkan kehidupan pada segala yang ada di laut.

Pulo Aceh memiliki segudang potensi perikanan. Kita dapat mengatakannya sebagai "Syurganya Laut". Mengapa dikatakan seperti itu? Karena ikan di sana sangat melimpah, terutama ikan tuna, gurita, dan lobster.

Wilayah Pulo Aceh merupakan wilayah yang memiliki dua laut dengan potensi perikanan yang sangat besar, yaitu Selat Malaka dan Samudra Hindia. Jadi, tidak mengherankan jika hampir semua warga Pulo Aceh adalah nelayan, Desa Seurapong salah satunya.

Gampong (desa) Seurapong merupakan desa yang sangat strategis dalam pengembangan perikanan di Pulo Aceh. Menurut penuturan salah satu warganya, sekitar lebih dari 70% warga Desa Seurapong adalah nelayan, selebihnya bertani dan sebagian kecil beternak.

Bahkan, ada yang mengatakan hampir 100% warga di desa ini bermatapencaharian sebagai nelayan, sedangkan bertani dan beternak hanya dijadikan sambilan. Hal tersebut memang tidak mengherankan karena desa ini bertempat di wilayah yang dikelilingi pantai.
Bb

Dermaga desa Seurapong (Sumber gambar: www.portalsatu.com)

Surapong memiliki dermaga yang cukup fungsional untuk arus perikanan di Desa Seurapong. Setiap harinya perahu nelayan pulang pergi di dermaga ini. Adanya dermaga telah sangat membantu warga masyarakat dalam mengatur arus perekonomian desa.

Alangkah baiknya, jika dermaga tersebut diperluas dan diperbaiki keadaannya. Hal tersebut akan semakin memudahkan warga dan para pelancong luar pulau yang hendak berkunjung di Pulau Breueh melalui jalur Desa Seurapong.

Setiap hari, para nelayan dan penyelam berangkat ke laut untuk mencari penghidupan. Mereka biasa berangkat pukul 07.00 atau 08.00 pagi dan pulang pukul 16.00 sore. Ada juga yang berangkat di malam hari hingga subuh untuk menangkap lobster dan memancing ikan tuna.

Selain tuna dan lobster, juga masih banyak ikan lain yang ditangkap oleh mereka. Beberapa di antaranya ialah ikan karang, ikan kerapu, ikan kakap, ikan kerapoh, ikan merah mata, ikan kakak tua, ikan rambeu, ikan pisang, ikan singa, dan beberapa ikan lainnya.

Mayoritas warga Desa Seurapong adalah penyelam. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan lebih banyaknya penyelam daripada nelayan pancing di sana. Bahkan, kebanyakan penyelam berusia SD hingga orang tua (sumur idup), akan tetapi kebanyakan berusa 15---45 tahun.

Dengan menyelam, mereka akan mendapatkan hasil tangkapan berupa gurita atau cumi-cumi. Sebagian besar penyelam memang fokus mencari gurita, karena gurita sangat melimpah dan prospek penjualannya cukup tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline