Lihat ke Halaman Asli

Kontroversi Inovasi Doktor Warsito, Dibuang Kemenkes, Ditangkap Kemenristek Dikti

Diperbarui: 8 Desember 2015   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Indonesia sepertinya tidak butuh orang hebat. Negeri ini lebih membutuhkan mafia lengkap dengan para calonya. Lihat saja isi percakapan Setya Novanto, Muhammad Riza Chalid dan Maroef Syamsudin. Seluruh kebijakan negara bisa mereka atur dengan semaunya. Dan semuanya untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya. Rakyat hanya menjadi korban.

Begitu juga dengan karya inovasi Doktor Warsito. Peneliti yang sudah melanglang buana dan karyanya sudah digunakan oleh berbagai lembaga kaliber dunia seperti NASA-USA, kini harus menyesali keputusannya pulang ke Indonesia. Setelah menguasai panggung dunia selama 12 tahun di Jepang dan 6 tahun di Amerika, Doktor Warsito bermimpi ingin membangun Indonesia.

Sayang, mimpinya untuk membangun Indonesia buyar berantakan. Indonesia tidak siap menerima karya inovasinya. Kemenkes meminta agar Doktor Warsito menghentikan riset inovasinya.

Dunia IPTEK pun geger. Bagaimana mungkin seorang peraih Habibie Award yang karya-karyanya diakui oleh dunia justru ditolak oleh Kemenkes yang seharusnya melindunginya.

Sementara Kemenritek DIKTI sedang memacu para peneliti Indonesia agar berani tampil di pentas dunia.

Sebuah anomali, ketika Kemenritek DIKTI sedang memacu para peneliti Indonesia agar berani tampil di pentas dunia dengan membawa nama Indonesia, sementara Kemenkes justru meminta seorang peneliti kaliber dunia untuk menghentikan risetnya.

Sudah banyak orang-orang hebat Indonesia yang akhirnya lebih memilih berkiprah di luar negeri, karena tidak dihargai di dalam negerinya sendiri. Nama-nama beken seperti:

Prof. Dr. Irwandi Jaswir ahli produk halal dunia yang memilih berkiprah di Malaysia

Prof. Dr. Ken Soetanto arek Suroboyo yang merupakan Ahli Pembangunan ini memilih berkiprah di Jepang dan Amerika

Prof. Dr. Nelson Tansu orang Medan ahli nanoteknologi ini merupakan Profesor termuda di Amerika Serikat dan hingga kini memilih berkiprah di Amerika Serikat

Dr. Yogi Erlangga, wong Tasikmalaya yang sukses memecahkan Persamaan Helmholtz ini lebih mmeilih berkiprah di Eropa dan Timur Tengah. Penemuannya sangat berguna bagi industri perminyakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline