Lihat ke Halaman Asli

Membedah Pilkada Tangsel, Siapa Juaranya?

Diperbarui: 12 Agustus 2015   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Logo Pilkada Tangsel 2015 (Sumber tangerangselatankota.go.id)"][/caption]

Sebagai warga Tangsel saya akan mencoba untuk membedah peluang 3 kandidat yang akan bertarung dalam Pilkada Tangsel. Sebelum membahas kandidat, saya akan mengupas terlebih dahulu peta kekuatan politik yang berada di balik layar masing-masing kandidat. Pasangan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie diusung oleh Partai Golkar, PPP, PKB, PKS, PAN dan Nasdem. Di DPRD Tangsel keenam parpol tersebut memiliki 25 kursi (50%). Sedangkan Arsid-Elvier diusung oleh PDIP dan Hanura yang memiliki jumlah kursi 15 (30%) lalu disusul Ihsan Modjo-Alin yang diusung oleh Partai Gerindra dan Demokrat dengan jumlah kursi 10 (20%). Rincian masing-masing kursi masing-masing Parpol di DPRD Tangsel adalah:

1. Partai Golkar 9 kursi
2. PDIP 9 kursi
3. Gerindra 7 kursi
4. Hanura 6 kursi
5. PKS 5 kursi
6. Nasdem 3 kursi
7. PKB 3 kursi
8. PAN 3 kursi
9. Demokrat 3 kursi
10. PPP 2 kursi

Artinya, jika dilihat dari jumlah dukungan parpol pengusungnya maka pasangan Airin-benyamin sudah mengantongi 50% suara, Arsid-Elvier 30% suara dan Ihsan Modjo-Alin 20% suara.

Pertanyaannya, apakah jumlah suara parpol pengusungnya akan sama dengan hasil akhir Pilkada 9 Desember 2015 nanti?

Secara umum Pilkada Tangsel tahun 2015 ini diprediksi akan berlangsung ketat dan menegangkan. Dengan adanya 3 kandidat maka dapat dipastikan bahwa Pilkada Tangsel tahun 2015 hanya berlangsung 1 putaran. Dan yang menarik dari Pilkada Tangsel tahun 2015 ini adalah terulangnya “duel el clasico” antara Airin vs Arsid.

Sekedar mengingatkan kembali, pada Pilkada Tangsel 2010 lalu Airin vs Arsid pernah bertarung. Pertarungan saat itu sangat seru dan menegangkan karena perbedaan suara yang sangat tipis sehingga harus dibawa ke sidang MK. Hasilnya, MK memutuskan Pilkada Tangsel 2010 diulang karena terbukti ada kecurangan pengerahan birokrasi secara “terstruktur, sistematis dan massif” (TSM).

Lalu bagaimana dengan Pilkada 2015 ini, mari kita bedah bersama.

Pasangan Airin-Benyamin

Tak ada yang bisa membantah bahwa sebagai pasangan inkumbent, pasangan Airin-Benyamin paling diuntungkan dibandingkan kandidat lainnya. Sebagai pasangan petahana, Airin-Benyamin dapat berkampanye secara terselubung yang dikemas dalam kegiatan seakan-akan sedang melakukan tugasnya sebagai Walikota dan Wakil Walikota. Belum lagi dengan adanya peluang untuk melakukan mobilisasi birokrasi dari kepala dinas hingga tingkat kelurahan. Bayangkan saja, saat Pilkada Tangsel 2010 dimana Airin-Benyamin belum menjabat saja MK memutuskan untuk mengulang pilkada karena terbukti ada mobilisasi birokrasi secara TSM. Maka logika bodohnya, apalagi kalo sudah menjabat…

[caption caption="Pasangan AIrin-Benyamin (Sumber tempo.co)"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline