Lihat ke Halaman Asli

Bedah Peluang Juara Copa America 2015: Argentina atau Chile?

Diperbarui: 2 Juli 2015   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Final Argentina vs Chile (Sumber www.jeffwallpapers.com)"][/caption]

Pesta sepakbola 4 tahunan kawasan Amerika Selatan (Conmebol) sudah memasuki babak akhir. Argentina dan Chile akan berebut menjadi kampiun di Estadio National Santiago, Chile. Siapa yang lebih dulu akan mengakhiri puasa gelarnya, Argentina atau Chile? Mampukah Argentina membangkitkan kembali DNA juaranya yang sudah terpendam selama 22 tahun atau justru Chile yang akan mengakhiri penantian panjang selama 99 tahun. Sebelum menyaksikan siaran langsungnya di Kompas TV, ada baiknya kita simak terlebih dahulu bedah peluang juara Copa America 2015 di Kompasiana.

Bedah Arsitek Gerardo Martino vs Jorge Sampaoli

[caption caption="Gerardo Martino vs jorge Sampaoli (Sumber modifikasi gettyimages.com)"]

[/caption]

Ada yang menarik dari pertarungan di babak final antara Argentina dan Chile yaitu kedua tim sama-sama dilatih oleh orang Argentina. Gerardo Martino arsitek Argentina lahir 20 November 1962 di Rosario, Argentina sedangkan Jorge Sampaoli lahir 13 Maret 1960 di Santa Fe, Argentina.

Hal menarik lainnya, kedua pelatih sama-sama mengidolakan Marcelo Bielsa dan penganut paham Bielsista dalam sepakbola. Filosofi sepakbola keduanya juga sama yaitu “pertahanan terbaik adalah menyerang” dengan mengutamakan permainan menekan tempo tinggi hingga wilayah lawan dan mendominasi penguasaan bola dengan permainan kolektifnya.

[caption caption="Jorge Sampaoli (SUmber larepublica.pe)"]

[/caption]

Tak kalah menariknya, kedua arsitek tersebut merupakan jebolan akademi Newell's Old Boys, salah satu klub raksasa Argentina. Bedanya, Gerardo Martino akhirnya menjadi ikon Newell's Old Boys setelah sukses menjadi pemain dan pelatih di Newell's Old Boys sedangkan Jorge Sampaoli harus mengakhiri karirnya sebagai pemain lebih cepat pada usia 19 tahun karena cedera kaki.
Persamaan lainnya keduanya mengawali karir kepelatihannya di klub lokal Argentina, sebelum akhirnya mengalami kejayaan bersama klub luar negeri. Gerardo Martino berjaya dengan klub Libertad dan Cerro Porteno di Liga Paraguay dengan persembahan 7 gelar juara liga sedangkan Jorge Sampaoli sukses bersama klub Universidad de Chile dengan mempersembahkan treble winner yaitu menjuarai Torneo Apertura 2011, Torneo Clausura 2011, dan Copa Sudamericana.

[caption caption="Pelatih Argentina Gerardo Martino (Sumber gettyimages.com)"]

[/caption]

Jika Gerardo Martino sukses mengantarkan Paraguay hingga babak perempatfinal Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan maka Jorge Sampaoli juga sukses membawa Chile lolos ke Piala Dunia 2014 di Brazil dan mengantarkannya hingga babak 16 besar. Menariknya, jika Gerardo Martino harus pulang bersama Paraguay usai ditaklukkan oleh Spanyol dibabak perempatfinal Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, sebaliknya Jorge Sampaoli justru sukses memulangkan Spanyol dari Piala Dunia 2014 di Brazil dan lolos ke babak 16 besar.

Tentu saja pertemuan keduanya di final Copa America 2015 ini menjadi sangat menarik. Apalagi keduanya penganut paham sepakbola menyerang dengan mengutamakan dominasi penguasaan bola dengan permainan kolektifnya ala Marcelo Bielsa. Jika dilihat rekam jejak kepelatihan keduanya sepertinya hasilnya sangat berimbang. Bedanya, Jorge Sampaoli sudah sangat mengenal anak asuhnya di timnas Chile sejak 2012, sedangkan Gerardo Martino baru menjadi arsitek Argentina sejak 2014 lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline