Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Leluhur kita memang cerdik dalam memberikan nasehat, anak-anak diminta bernyanyi padahal target utama dari tembang dolanan tersebut adalah orang tuanya. Gundul Gundul Pacul memang lagu anak-anak, atau dalam bahasa Jawa bisa disebut tembang dolanan. Namun pada hakikatnya lagu ini berisi nasehat untuk para pemimpin dan calon pemimpin. Calon pemimpin dan pimpinan itu adalah saya, Anda, dan anak-anak saya dan anak-anak Anda nanti.
Sejatinya kita adalah pemimpin, saat masih berwujud fisik sel sperma yang jumlahnya ribuan dan kemudian bertemu sel telur di dalam rahim ibu, kita adalah pemenangnya. Setelah lahir di muka bumi, kita dititipi Allah untuk mengatur bumi dan diberi gelar khalifah fil ardh atau pemimpin di muka bumi. Bukan hanya raja atau presiden, kita semua menyandang gelar itu.
Setelah lahir sebagai bayi, merangkak, kemudian bisa berjalan dan menjadi anak kecil, biasanya kita masih susah diatur, dan memang begitu fasenya. Tidak masalah, karena kalau anak kecil itu malah lucu. Tapi jika sudah dewasa, ya tidak lucu kalau kamu pipis di depan rumah, bisa-bisa dimarahi tetanggamu.
Akil Baligh pada laki laki ditandai jika ia sudah pernah mimpi basah, sedangkan perempuan ditandai jika ia sudah mengalami menstruasi. Artinya jika kita sudah mengalami mimpi basah untuk laki-laki dan menstruasi untuk perempuan. Kita sudah dianggap mumayyiz, sudah mampu membedakan yang benar dan yang salah.
Setelah mumayyiz kita diperintah untuk nyunggi wakul. Wakul adalah kiasan dari aturan dari yang Maha Memberi Hidup. Nyunggi wakul adalah bentuk tanggung jawab atas apa yang boleh dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Setelah itu kita tidak diperkenankan untuk bertindak seenaknya lagi. Jika aturan tadi kamu langgar, maka wakul glamping segane dadi sak ratan, 'nasimu bisa tumpah berantakan hingga memenuhi halaman'. Hidup menjadi tidak karuan.
Lagu ini termasuk kategori lagu anak-anak. Anak kecil adalah sosok polos dan masih mudah dinasehati. Jika yang ditiru baik maka menjadi baik, jika yang ditiru buruk maka menjadi buruk. Lagu anak-anak dan konten anak-anak itu memang abadi. Lihat saja video-video di youtube yang ada hubungannya dengan anak-anak, yang menonton jutaan bahkan milyaran.
Walaupun pada jaman wali dulu belum ada Youtube, namun fenomena ini telah disadari oleh para wali di masa lalu dengan menciptakan lagu-lagu yang bisa viral sepanjang masa tidak terbatas hak cipta dan siapapun bisa menyanyi tanpa diminta royalti.
Menurut banyak sumber, lagu "gundul gundul pacul" ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari walisongo yang kita kenal hidup pada abad ke-15 hingga awal abad ke-16. Pesan yang ada dalam lagu tersebut masih relevan sampai sekarang, artinya luas dan luwes, bukan hanya untuk umat Islam saja, tapi universal.
(Gundul Gundul Pacul Cul Gembelengan)
Gundul Pacul jika diterjemahkan secara langsung berarti model potongan rambut gaya bros, semua plontos kecuali disisakan sedikit di depan mirip seperti cangkul. Mirip seperti model rambut Ronaldo, pesepakbola Brasil di masa lalu. Anak-anak jaman dahulu rata rata memang gaya rambutnya seperti itu. Belum kenal gaya potongan mohawk cut atau middle leg.