Lihat ke Halaman Asli

AL ARUDI

Wiraswasta

Anak Yatim yang Diadopsi

Diperbarui: 25 Juli 2024   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambarGambar oleh Piyapong Saydaung dari Pixabay

Pak Budiman baru usai jogging di sekitar taman kota. Peluh membasahi tubuhnya. Mentari sudah mulai naik, sehingga panasnya mulai terasa menyengat. 

Pak Budiman melangkah ke area taman yang banyak terdapat bangku dan aneka tanaman. Dia menarik nafas dalam-dalam sambil mengangkat tangannya. Dihembusnya nafasnya pelan-pelan untuk merenggangkan otot-ototnya setelah berolah raga tadi.

Pak Budiman merasa tubuh dan pikirannya segar setelah melakukan jogging. Segala keruwetan yang memenuhi otaknya amblas. Sehari- hari dia disibukkan oleh rutinitas di kantornya.

Pak Budiman melihat ada seorang anak kecil duduk sendirian di bangku dekat pojok taman. Bocah laki-laki itu pakaiannya tampak kumal seperti tak terurus. Sebenarnya sudah sejak tadi Pak Budiman melihat anak itu dari jauh, tapi belum sempat untuk mendekatinya.

Hati Pak Budiman terenyuh melihat bocah laki-laki yang nampak kurus dan kucel itu. Pak Budiman segera mendekati bocah itu.

"Kamu sendirian ya, Nak?" tanya Pak Budiman. Kemudian Pak Budiman duduk di sebelah bocah lelaki itu.

Bocah itu menatap Pak Budiman. Bibirnya melengkung ke bawah. Matanya tampak sembab seperti kurang tidur. Dia hanya mangggut-manggut lesu menjawab pertanyaan Pak Budiman.

Pak Budiman semakin kasihan melihat bocah itu. "Nama kamu siapa, Nak?tanya Pak Budiman lagi

"Adit." jawab anak itu

"Rumah kamu dimana? Kedua orang tua kamu di mana?" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline