Lihat ke Halaman Asli

AL ARUDI

Lainnya

Lelaki Tua Menukar Angkot dengan Kuda

Diperbarui: 2 Agustus 2024   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi lelaki tua menunggang kuda (Input sumber gambarGambar oleh SorcerySoap HocusPocus dari Pixabay)

Sore ini Wak jamil berjalan-jalan di alun-alun kota. Dia  melihat-lihat keramaian yang sedang berlangsung di alun-alun kota. Dia ingin mengurangi stress yang memenuhi otaknya, setelah seharian narik angkot, tapi tak dapat penumpang.


Akhir-akhir ini penumpang angkot Wak Jamil sangat sepi. Orang-orang lebih suka menggunakan kendaraan sendiri. Pelanggan angkotnya kebanyakan sudah mampu beli motor dan mobil sendiri.

Suara yang keluar dari microfon di atas panggung hiburan menebar ke seluruh pojok alun-alun. Para pedagang musiman yang ada di sisi alun- alun tampak sibuk tawar menawar dengan pembeli. Orang-orang lalu lalang berseleweran di sekitar alun-alun. Sebagian ada yang datang dengan keluarga. Anak-anak muda ada yang datang bersama pasangannya masing-masing.

Wak jamil datang sendiri ke tempat itu. Dia memang sudah tak punya keluarga lagi. Dia dengan istrinya sudah bercerai. Istrinya sudah menikah lagi dengan seorang laki-laki berstatus Aparatur Sipil Negara.

Anak-anak Wak Jamil sudah menikah dan sudah menjalani hidup masing-masing. Anaknya menemui Wak jamil satu kali dalam sebulan sambil memberi sedikit uang kepada Wak Jamil.

Di sudut alun-alun yang sangat riuh itu, Wak jamil melihat seekor kuda berbulu putih dan lehernya bewarna coklat. Di samping kuda tampak seorang pemuda yang sedang  mengelus-elus kepala kuda itu dengan rasa kasih sayang. "Anak muda itu pasti pemilik kuda itu," gumam Wak Jamil.

Hati Wak jamil tertarik dengan kuda itu. Dia berpikir alangkah enaknya jika bisa memiliki kuda. Ke mana-mana dia akan naik kuda seperti Koboy Mexico.

Kuda tidak perlu menggunakan bahan bakar pertalit. Kuda hanya butuh rumput dan jerami. Rumput dan jerami jumlahnya melimpah. Pikir Wak jamil dia bisa mengambil rumput di pinggir kebunnya. Soal jerami, dia bisa minta ke kenalan atau tetangga yang memiliki sawah.

Pak Jamil melangkah di tengah keramaian alun-alun. Dia menuju ke tempat kuda dan anak muda itu berada. Tiba di tempat itu dia tersenyum kepada anak muda itu.

"Ini kuda kamu ya, Jang!" tanya Wak Jamil kepada pemuda itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline