Lihat ke Halaman Asli

Setiap Waktu Aku MengingatMu

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernah saya menonton program acara di televisi, dimana ada beberapa orang yang mengikuti tantangan rumah hantu. Rumah itu didesain seangker mungkin, sehingga menimbulkan kesan meyeramkan bagi yang mengikuti tantangan. Apalagi berbagai jenis hantu dari yang namanya suster ngesot sampe wewe gombel  satu per satu muncul saat si penantang berusaha mengumpulkan 4 bingkai yang nanti kalau sudah terkumpul akan membentuk bangun ruang kubus, yang artinya si penantang dinyatakan berhasil.
Yang saya soroti selain ide acara yang menurut saya tidak mendidik adalah selama proses pengumpulan bingkai. Mulai start memasuki rumah tersebut, si penantang dengan terbata-bata mengucapkan, “assalamuallaikum...permisi...!Ya Allah...Astaghfirullah...!”(sambil celingak-celinguk kanan kiri) kalau-kalau setannya sudah beraksi. Eh...benar, selang beberapa langkah si penantang memasuki rumah tersebut, munculah kuntilanak dengan ketawa khasnya, menghampiri si penantang yang menjerit ketakutan sambil beristighfar tiada hentinya. Lepas dari tantangan  kuntilanak, datanglah secara bergantian jenis makhluk halus jadi-jadian lainnya, dan seperti tadi, si penantang tiada henti-hentinya beristighfar.
Dari sana saya jadi bermuhasabah dan melihat kondisi sebagian masyarakat yang menurut pencermatan hanya beristighfar dikala masalah datang. Bukan berarti saya menyalahkan itu, hanya saja kebanyakan orang yang lupa mengingat Allah diluar indikator tersebut.
Suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak beristigfar dan bertaubat padahal beliau adalah orang yang telah diampuni dosa yang telah lalu dan akan datang.
Walaupun dosa-dosa beliau telah diampuni, namun beliau shallalahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak beristigfar di setiap waktu. Para sahabat telah menghitung dalam setiap majelisnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat paling banyak beristigfar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang sudah dijamin dosanya yang telah lalu dan akan datang akan diampuni, bagaimana dengan kita yang tidak dijamin seperti itu? Sungguh, kita sebenarnya yang lebih pantas untuk bertaubat dan beristighfar setiap saat karena dosa kita yang begitu banyak dan tidak pernah bosan-bosannya kita lakukan.

Semoga Allah mengaruniakan kita untuk selalu mengikuti jejak beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah memberikan kepada kita akhir hidup yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan do’a.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline